Saat ini Tiongkok mengonsumsi batu bara dengan jumlah yang hampir sama banyaknya dengan gabungan konsumsi seluruh negara-negara di dunia. Ternyata, penggunaan batu bara sudah berlangsung sejak lama.Saat mengamati sisa-sisa pengolahan perunggu di kawasan utara Tiongkok, John Dodson, peneliti dari Australian Nuclear Science and Technology Organisation dan rekan-rekannya menemukan banyak bekas pembakaran batu bara. Bukan sisa-sisa arang seperti yang mereka harapkan.Setelah diamati, sisa-sisa batu bara tersebut berusia 3.500 tahun. Di kawasan lain, tim peneliti juga menemukan bekas pembakaran batu bara lain berusia 3.500 sampai 3.700 tahun. Bahkan ada pula yang sudah berusia 4.600 tahun."Kami mengamati perubahan vegetasi di kawasan itu dan batu bara ditemukan di situs-situs arkeologi saat bukti-bukti adanya hutan purba di kawasan tersebut hilang," kata Dodson. Menurutnya, warga setempat beralih ke batu-bara saat seluruh kayu di hutan sudah habis digunakan."Dengan habisnya bahan bakar, mereka terpaksa beralih. Tetapi di kawasan ini, batu-bara ditemukan berserakan di permukaan. Anda tidak perlu menambangnya," sebut Dodson.Temuan ini sangat luar biasa karena ini satu-satunya bukti penggunaan batu bara dalam catatan arkeologis. Sebuah studi tahun 1990-an lalu memang pernah menemukan penggunaan lignite (batu bara cokelat) di Eropa, sekitar 73 ribu tahun lalu, di zaman es. Namun, itu bukan penggunaan sehari-hari seperti layaknya di zaman perunggu di Tiongkok pada temuan kali ini.