Tahun 2012, WHO menyatakan, UN Millenium Development Goal (MDG), yakni memangkas proporsi penduduk dunia yang tak memiliki akses ke air minum antara 1990 sampai 2015 hingga separuhnya, telah tercapai. Ketika itu, Sekjen PBB Ban Ki-Moon menyebutkan "pencapaian besar telah diraih penduduk dunia".Namun pada jurnal resmi WHO terbaru, klaim itu disebut tidak akurat. Sebanyak 1,8 miliar orang, atau seperempat populasi global, masih belum mendapatkan air bersih. Angkanya jauh melebihi 783 juta yang diperkirakan WHO. Menurut Joe Brown, peneliti dari Georgia Institute of Technology, Amerika Serikat, belum ada data global terkait tingkat kebersihan air minum. WHO juga mengubah target dari memangkas jumlah yang tidak memiliki akses menjadi meningkatkan pasokan air.Prakteknya, sebut Brown, ini mendorong pemerintah setempat memenuhi target dengan mengalirkan air yang masih kotor lewat pipa-pipa. Warga menerima air sungai satu jam dalam sehari dan dihitung sebagai memiliki akses ke sumber air."Kami menyadari masalah yang dikemukakan dalam laporan terbaru itu," sebut Bruce Gordon, Head of Water and Sanitation for Health, WHO. "Target MDG dari sisi peningkatan akses ke sumber air telah tercapai, namun banyak warga yang kemungkinan tidak punya akses ke sumber air bersih yang aman," ucapnya.Ke depan, WHO berharap dapat memonitor lebih baik menggunakan perangkat yang mampu menguji coba kualitas air dengan cepat dan murah.