Satu lagi wartawan peliput medan perang berpulang karena timah panas di tempatnya meliput. Dia, Anja Niedringhaus (48), tewas saat meliput pemilu di Afganistan, pada Jumat (4/4).
Anja adalah fotografer Associated Press. Karyanya sudah mendapat pengakuan internasional, setidaknya merujuk pada penghargaan Pulitzer yang pernah dia terima.
Bergabung ke Associated Press pada 2002, Anja dikenal berani dan berbakat. Jepretan kameranya sudah mengabadikan momen olahraga hingga perang.
Anja berada dalam sebuah mobil di kawasan timur Afganistan bersama reporter kantor berita yang sama, Kathy Gannon (60), ketika seorang polisi mendekati mereka, berteriak, dan menembak. Keterangan tersebut disampaikan oleh freelancer lokal yang mendampingi kedua wartawan itu di Afganistan.
Akibat tembakan dari senapan AK-47, Anja tewas seketika. Gannon terluka. "Mereka sudah bertahun-tahun menghabiskan waktu di Afganistan, meliput konflik dan orang-orang di sana," kata Executive Editor Associated Press Kathleen Carroll di New York, Amerika Serikat, dalam konferensi pers tentang kabar duka ini.
"Anja adalah hidup. [Dia] wartawan dinamis yang sangat dicintai karena foto berwawasannya, dengan hati yang hangat dan bersukacita untuk kehidupan," lanjut Carrol. "Kami sangat berduka."
Sepanjang karier jurnalistiknya, Anja dikenal karena keahliannya mendapat kepercayaan dari orang-orang yang akan dia potret. Dia sangat detail saat memotret, dengan komposisi dan cahaya yang tak hanya "bertutur", tetapi juga menjadi karya seni.
Selain di Afganistan, perempuan kelahiran Jerman ini juga pernah meliput medan perang di Kuwait, Irak, Libya, Jalur Gaza, dan Tepi Barat. Dia sudah berkali-kali meliput di Afganistan, setidaknya sejak 2001, bahkan sebelum bergabung ke Associated Press.
Anja adalah penerima penghargaan Pulitzer pada 2005 untuk peliputan perang Irak. Dia juga menerima beragam penghargaan jurnalistik. Beasiswa bergengsi di bidang jurnalistik juga sudah dia dapatkan, seperti Nieman Fellowship.
Sebelumnya, seperti dikutip dari AFP, kepolisian setempat mengatakan, Anja ditembak menjelang pemilu di negara itu oleh seseorang yang memakai seragam polisi. "Dua wartawan perempuan ditembak pagi ini di dalam markas polisi distrik, satu orang tewas, yang seorang lagi terluka parah," kata Juru Bicara Provinsi Khost, Mobarez Mohammad Zadran.
Anja menjadi wartawan asing kedua yang tewas di Afganistan selama kampanye pemilu ini. Sebelumnya, wartawan asal Swedia, Nils Horner, ditembak mati pada 11 Maret 2014. Meskipun tak tewas, penembakan juga dialami wartawan senior AFP di Afganistan, Sardar Ahmad, pada 20 Maret 2014.
Namun, dua dari tiga anak Sardar tewas dalam penembakan tersebut. Sementara itu, istri dan satu anaknya yang lain juga terluka seperti dia. Penembakan terjadi di Hotel Serena yang sudah menerapkan pengamanan ketat. Insiden ini menewaskan sembilan orang, termasuk empat orang asing.