Hari-hari menjelang pemilu, seperti di kota lain, Yogyakarta disibukkan dengan kampanye dari berbagai partai. Dengan berbagai simbol, warna, elemen partai seakan menyeruak hadir memenuhi sudut kota. Lantas jalan raya menjadi ajang berteriak lewat knalpot modifikasi yang meraung-raung memekakkan telinga.
Ada yang mengingatkan untuk tidak berpolitik dengan uang, atau ajakan untuk memilih sesuai hati nurani, atau parodi untuk memilih dirinya yang bukan caleg sama sekali.
Ironisnya para orangtua terkadang mengajak anaknya untuk mengikuti kampanye yang sarat akan kekerasan tersebut.
Sehari menjelang pemilu kotak suara didistribusikan ke kelurahan dan ke tempat-tempat pemungutan suara menggunakan truk, bus dan becak. Sungguh menarik untuk dilihat.
Kota pariwisata unggulan ini turut dalam ingar-bingar pesta demokrasi—lengkap dengan pro dan kontranya.