Di Uni Eropa, Hepatitis Lebih Mematikan Daripada HIV

By , Minggu, 13 April 2014 | 10:06 WIB

Dari hasil riset The Global Burden of Disease Study 2010 (GBD 2010) yang diumumkan pertama kali pada ajang Liver Congress 2014 pekan ini, terungkap bahwa jumlah kematian akibat virus hepatitis di seluruh negara-negara Eropa jauh lebih banyak dibandingkan dengan kematian akibat HIV/AIDS.Di Uni Eropa, tahun 2010, jumlah kematian akibat hepatitis 10 kali lebih banyak dibandingkan kematian akibat HIV. Virus Hepatitis C (HCV) dan Virus Hepatitis B (HBV) diperkirakan menyebabkan kematian hampir 90 ribu warga (sekitar 57 ribu akibat HCV dan 31 ribu akibat HBV). Padahal, kematian akibat HIV/AIDS sendiri hanya 8 ribu kasus.Laurent Castera, Vice Secretary European Association for the Study of the Liver (EASL) menyebutkan, studi GBD 2010 memberi kontribusi penting pada pehamaman kita terkait prioritas kesehatan di komunitas negara-negara Eropa dan global."Meski HIV/AIDS menjadi prioritas kesehatan global, tingginya kematian akibat hepatitis, di atas HIV/AIDS di Uni Eropa menandakan bahwa hepatitis B dan C harus diperhitungkan sebagai prioritas kesehatan baik lokal dan global," ucap Castera.Dalam studi, data penyebab kematian di level negara dan regional terkait HBV, HCV, dan HIV/AIDS antara tahun 1990 dan 2010 dibandingkan di seluruh Eropa, baik secara kawasan ataupun spesifik per negara. Temuan ini kemudian dibandingkan dengan tren global.Secara global, kematian akibat kedua virus hepatitis dan HIV antara tahun 1990 sampai 2010 meningkat. Kematian akibat HIV/AIDS berada di posisi 6 dengan total 1,47 juta kematian, dan kombinasi hepatitis B dan C berada di posisi 9 dengan total jumlah kematian mencapai 1,29 juta orang pada tahun 2010 lalu.Di saat yang sama, kematian akibat HIV di Uni Eropa turun lebih dari separuh jika dibandingkan pada akhir tahun 1990-an. Meski demikian, kematian akibat HIV di kawasan Eropa Barat telah meningkat pesat. "Ini menjelaskan mengapa kematian akibat virus hepatitis tidak tampak lebih tinggi dibandingkan dengan kematian akibat HIV di kawasan Eropa lain di luar Uni Eropa," sebut Castera.