Telepon seluler milik kopilot Malaysia Airlines MH370 aktif dan sempat terhubung dengan sebuah menara telekomunikasi di Malaysia kira-kira waktu pesawat itu menghilang dari radar, kata seorang pejabat AS kepada CNN, Senin (14/4).
Namun, pejabat AS itu, yang mengutip informasi yang dibagikan para penyelidik Malaysia, mengatakan tidak ada bukti bahwa kopilot tersebut, yaitu Fariq Abdul Hamid, telah berupaya untuk membuat panggilan telepon.
Pejabat itu mengatakan kepada CNN bahwa sebuah menara telepon seluler di Penang, Malaysia—sekitar 402 kilometer dari lokasi transponder pesawat itu terakhir kali mengirim sinyal, mendeteksi ponsel milik kopilot itu mencari layanan kira-kira 30 menit setelah pesawat itu diyakini berbelok tajam ke arah barat.
Rincian terbaru itu menegaskan kembali dugaan berdasarkan data radar dan satelit bahwa pesawat itu terbang cukup rendah sehingga mendapatkan sinyal dari menara telekomuikasi, kata pejabat AS tersebut. Informasi itu menyusul laporan pada akhir pekan di sebuah surat kabar Malaysia bahwa kopilot pesawat itu telah mencoba untuk membuat panggilan telepon selagi pesawat sedang terbang.
Ketika laporan koran lokal itu ditanyakan kepada Menteri Transportasi Malaysia, Hishammuddin Hussein, pada hari Minggu, ia menjawab, "Sejauh yang saya tahu, (hal itu) tidak ada, tetapi seperti yang telah saya katakan, hal itu berada dalam ranah polisi dan otoritas internasional lainnya dan ketika saatnya tiba, hal itu akan diungkap. Namun, saya tidak ingin berspekulasi tentang itu pada saat ini."
Sejumlah pejabat AS yang mengetahui penyelidikan mengatakan, mereka telah diberitahu bahwa tidak ada ponsel lain yang dilacak oleh menara telekomunikasi di Penang.
Para pilot seharusnya telah mematikan ponsel mereka sebelum memasuki pesawat. "Menurut saya, sangat langka ada seseorang dengan ponsel aktif di kokpit," kata analis keamanan David Soucie kepada CNN. "Itu sama sekali tidak boleh. Itu merupakan bagian dari setiap pemeriksaan di setiap maskapai penerbangan yang saya kenal."
Ketika pesawat itu pertama dinyatakan hilang, pihak berwenang mengatakan, jutaan catatan ponsel diperiksa untuk mencari bukti panggilan telepon telah dilakukan setelah pesawat itu lepas landas. Namun, pemeriksaan tersebut tidak memberikan hasil apa-apa.
Pesawat Malaysia Airlines MH370 itu hilang dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing pada 8 Maret lalu dengan 239 orang di dalamnya.