"Saya awalnya dianggap gila dan mistik karena pergi ke dukun-dukun beranak, ke dukun-dukun herbal," ujar Pembina Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI), Martha Tilaar, pada Sarasehan Publik Berbagi Inspirasi Model Pengelolaan Sumberdaya Hayati Berbasis Sekolah, 17 April 2014 di Jakarta.
Cara berpikir yang kurang tepat terhadap jamu di masa lalu, membuat industri tanaman obat tidak terlalu berkembang. Padahal potensi tanaman obat atau yang lebih dikenal dengan sebutan jamu itu sangat besar. Martha Tilaar terus maju untuk mengembangkan jamu di Indonesia.
Hasilnya bukan main-main. Universitas dari berbagai negara sudah bekerja sama dengan dirinya untuk mengembangkan tanaman obat, tanaman aromatik, dan tanaman kosmetik. Tidak hanya itu saja, beliau bahkan memberikan award pada peneliti Indonesia yang memiliki penelitian terbaik pada bidang pemanfaatan keanekaragaman hayati.
Melihat itu, institusi pendidikan harusnya mampu memberikan pengetahuan yang objektif pada anak didiknya tentang keanekaraman hayati di Indonesia dan tidak terjebak pada mitos atau anggapan-anggapan miring yang terjadi di masyarakat. Sehingga Indonesia bisa kaya dengan memanfaatkan potensi keanekaragaman hayatinya.
Saat ini, bersama-sama dengan Pertamina Foundation, Yayasan KEHATI sedang menjalankan program Sekolah Sobat Bumi yang mencoba memberikan pengetahuan terhadap institusi pendidikan dan anak didiknya tentang pengelolaan sumberdaya hayati yang terintegrasi. Proses mengubah paradigma tidak hanya dilakukan di ruang kelas saja, akan tetapi anak-anak didik juga diajak untuk berpartisipasi aktif.
Dalam program Sekolah Sobat Bumi, Yayasan KEHATI membina 7 sekolah dasar yang telah memiliki prestasi sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri untuk mengembangkan pengelolaan Kebun Raya Mini Sekolah, Kantin Sehat Sekolah, dan 100% Bersih Sampah yang saling terpadu.
Ketujuh sekolah ini masing-masing membina 10 sekolah binaan di wilayah masing-masing untuk menjadi sekolah yang berprespektif ramah lingkungan.
Di ujung acara akan diberikan penganugerahan kepada 21 sekolah binaan yang akan menerima dana mini hibah untuk mengembangkan model pelestarian keanekaragaman hayati berbasis sekolah. Melalui cara ini, anak-anak yang kelak menjadi generasi penerus akan paham tentang manfaat dari keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh Indonesia.
Menurut Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI, MS Sembiring, sekolah dasar adalah pondasi untuk membangun bangsa. Oleh karena itu, sangat penting untuk memberikan contoh-contoh yang baik sejak di sekolah dasar.
Ketujuh sekolah dasar yang dibina oleh Pertamina Foundation dan Yayasan KEHATI untuk program keanekaragaman hayati terpadu Sekolah Sobat Bumi adalah SDN 83 Pekanbaru (Riau), SDN Metro 4 (Lampung), SDN Bendungan Hilir 12 (Jakarta), Sekolah Citra Alam Ciganjur (Jakarta), SDN Bantarjati 9 Bogor (Jawa Barat), SDN Ungaran (Yogyakarta), dan SDN 3 Balikpapan (Kalimantan Timur).
Ketujuh sekolah ini sejak September 2013 hingga Maret 2014 diberikan dana hibah, pendampingan intensif, pelatihan, dan berbagai program pembinaan lainnya.