Petugas ketiga berada dibalik kemudi ketika kapal feri tenggelam di Korea Selatan, seperti disampaikan penyelidik. Para penyelam berupaya untuk mencapai bangkai kapal tenggelam pada Rabu (16/4) lalu, 270 orang, termasuk anak-anak SMA, masih hilang.
Dua puluh enam orang meninggal dan 179 orang selamat, upaya pencarian para korban pada Kamis (17/4) terhambat cuaca buruk.
Penyelidik mengatakan kapten kapal, Lee Joon-seok, tidak sedang bertugas ketika feri tenggelam. "Saat itu petugas ketiga yang menjalankan kemudi ketika kecelakaan terjadi," jelas jaksa Park Jae-Eok kepada wartawan.
"Apakah mereka berbelok secara tajam ataupun tidak.... itu masih dalam penyelidikan," kata dia.
Upaya penyelamatan
Operasi penyelamatan kembali dilakukan pada Jumat (18/04) oleh para penyelam, yang berupaya untuk masuk ke dalam kapal yang tenggelam.
Tiga alat berat berupa derek digunakan untuk mengangkat kapal atau memindahkannya ke area yang lain.
"Kami akan mengkaji berbagai pilihan yang akan diambil dengan sangat hati-hati, karena penggunaan alat derek kemungkinan dapat mencederai para korban yang terjebak di dalam kapal," kata pejabat keamanan laut seperti dilaporkan kantor berita Yonhap.
Penyebab kapal tenggelam belum diketahui, tetapi para ahli menduga kecelakaan terjadi karena menabrak batu atau berbelok tajam, sehingga mengakibatkan kapal tidak seimbang.
Kapal feri Sewol berlayar dari Incheon, menuju Pulau Jeju. Kapal itu tenggelam setelah melakukan perjalanan selama dua jam, seperti disampaikan penyelidik.