Roma Tidak Dibangun dalam Semalam

By , Sabtu, 19 April 2014 | 18:03 WIB
()

Ungkapan membangun Kota Roma tidak mungkin dilakukan dalam semalam, sejatinya mengandung pesan bahwa dibutuhkan proses panjang merintis kesuksesan. Namun setelah mendatangi Roma, memang ujaran tersebut bisa benar secara harfiah.

Tidak mungkin Kota Roma yang memiliki beragam bangunan megah bisa dijadikan dalam waktu yang singkat.

Kesan itu terasa ketika menyusuri kawasan kota tua Roma yang berada tak jauh dari area Stasiun Termini. Baru melangkahkah kaki sekitar 300 meter, saya ternganga melihat kemegahan Piazza della Repubblica.

Air mancur Acqua Pia yang didirikan pada 1870 oleh Paus Pius IX berdiri dengan kokoh di tengah bundaran.

Bangunan ini menjadi sentral pemandangan selain gereja Santa Maria degli Angeli e dei Martiri yang ada di sampingnya.

Sekitar satu kilometer dari sana, Fountain Trevi yang tak kalah menakjubkan. Area yang pernah menjadi latar dalam film When in Rome ini dipenuhi turis. Sama seperti adegannya, saya amati beberapa orang melemparkan koin ke dalam air mancur. Tapi saya tak tahu apakah mereka lantas menemukan jodohnya setelah melakukan itu.

Trevi Fountain. (Stock Photo)

Piazza dei Quirinale menjadi bukti kemegahan lain di Kota Roma. Fontana dei Dioscuri berdiri menjulang di tengah halamannya nan luas.

Di depannya, juga ada Palazzo dei Quirinale yang menjadi kediaman resmi Presiden Italia. Gedung yang dibangun pada 1573 - 1585 itu memperlihatkan keanggunannya sehingga pantas ditinggali oleh seorang pemimpin negara.

Reruntuhan seperti Colloseum juga masih memperlihatkan kebesaran Roma. Meski sekarang sudah hancur di sana-sini, bekas "arena adu manusia" ini bagai memiliki nilai magis. Memandanginya ketika senja tiba bisa menjadi sebuah pengalaman unik.

Puncak kemegahan Roma terlihat di Vatican City. Masuk ke Basilika Santo Petrus (atau Basilica di San Pietro) dijamin membuat mata terbelalak.

Gereja setinggi 138 meter itu dihiasi segudang patung, ukiran, dan lukisan (mural) bernilai seni tinggi.

Nyaris tak ada sudut yang tidak dipenuhi dengan ornamen. Jika dipikirkan, itu terasa luar biasa karena dibuat di atas bangunan berukuran teramat besar.

Kalau mau, siapkanlah tenaga dan uang ekstra sebesar tujuh euro untuk menuju ke kubah bangunan. Pengunjung harus mendaki tangga sempit untuk menaikinya, menapaki tangga satu per satu akan terasa melelahkan. Namun pemandangan menakjubkan yang bisa dilihat, setimpal.

Kemegahan berbagai bangunan tua dengan Sungai Tiber yang membelah kota meneguhkan serta mengingatkan kembali tentang keagungan Roma di masa kejayaan.

Menyaksikannya makin meyakinkan saya bahwa Roma tidak dibangun dalam semalam.