Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Subandrio menyatakan, aktivitas erupsi kecil sebagai bentuk dari pelepasan gas dalam perut Gunung Merapi dipicu adanya gempa tektonik yang terjadi beberapa hari terakhir ini.
"Gempa tektonik yang beberapa hari ini terjadi memicu pelepasan gas yang ada di dalam perut Gunung Merapi," kata Subandrio, Minggu (20/04).
(Baca juga Gempa Guncang Kota Yogyakarta Malam Ini dan Gunungkidul Diguncang Gempa 5,6 SR)
Subandriyo menyebutkan, gempa tektonik yang terjadi mempercepat pelepasan gas dari dalam bumi sehingga pelepasan gas mendorong keluarnya material pijar. Kejadian itu antara lain berlangsung pada Minggu pukul 04.44 WIB. "Sebelum letusan kecil tadi pagi juga ada gempa tektonik," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa seusai erupsi kecil tersebut, aktivitas Merapi kembali normal. Untuk itu, masyarakat diimbau tidak khawatir berlebihan, tetapi tetap waspada. Meski tidak ada perubahan signifikan, Subandrio mengatakan bahwa sampai saat ini status Merapi masih dalam kondisi aktif normal.
Selain mengeluarkan material pijar, letusan kecil Merapi pada pagi tadi juga menimbulkan hujan abu di beberapa daerah di lereng Merapi. Letusan berlangsung selama kurang lebih 10 menit.