Sinar matahari perlahan terasa menghangat di tangan. Hawa dingin pun beranjak panas, menggantikan kesejukan pagi yang sedari tadi menerpa wajah sepanjang perjalanan dari pusat kota Kuala Terengganu ke Shahbandar Jetty untuk menuju Pulau Redang.Namun, puputan angin segar kembali menyapa saat perahu boat yang kami tumpangi memasuki perairan Laut Cina Selatan. Dari bagian belakang perahu, panorama cantik perairan pun langsung terasa.Langit biru bersih. Hamparan pasir putih yang lembut begitu menggoda hati. Warna air laut berlapis biru dan hijau toska laiknya coretan kuas lukisan surealis karya seniman asal Spanyol, Salvador Dali.Di pojok kiri, batu granit abu-abu membentuk gugusan unik. Di sela-sela bebatuan, air laut keluar-masuk, diantar laju ombak yang pelan. Agak ke tengah laut, terlihat juga pulau kecil yang semakin membuat keindahan mengalir tanpa habis."Sangat indah sekali, seperti surga," kata pelancong asal Spanyol, Rob Steward, dengan mimik serius. Mata lelaki berusia 45 tahun itu tidak berhenti memandangi pesona alam di sepanjang perairan Pulau Redang.Steward adalah salah satu peserta Festival Terengganu International Squid Jigging 2014. Selain Steward, beberapa peserta yang juga ikut dalam rombongan pun merasakan hal sama. Mereka semua terbius dengan pesona Pulau Redang di hamparan Laut Cina Selatan begitu menyejukkan mata.TerbesarKepulauan Redang telah ditunjuk sebagai Taman Laut Pulau Redang Malaysia untuk melestarikan ekosistem yang ada di sekitar pulau. Maklum, dikabarkan terdapat ratusan spesies karang hidup dan ribuan jenis invertebrata serta ikan terdapat pada pulau yang memiliki panjang 7 kilometer dan lebar 6 kilometer tersebut.Di sekitar pulau Redang ada pula gugusan pulau lain yang tak kalah menarik. Sebut saja Pulau Pinang, Pulau Ling, Pulau Ekor Tebu, Pulau Kerengga Besar, Pulau Kerengga Kecil, Pulau Paku Besar, Pulau Paku Kecil, hingga Pulau Lima.Butuh waktu sekitar 1,5 jam untuk mencapai Pulau Redang dari Shahbandar Jetty. Meski begitu, lamanya perjalanan akan terbayar dengan pemandangan indah hingga mencapai tempat tujuan. Begitu menjejakkan kaki di dermaga kecil, panorama pun seakan mengucapkan ungkapan selamat datang.Pasir, air laut, dan batu granit di pulau makin memikat karena dibungkus dalam suasana yang alami. Jika berkesempatan snorkeling, kita bisa menikmati terumbu karang yang memiliki aneka bentuk dan warna. Selain itu terdapat pula ikan-ikan kecil yang membuat estetika semakin terasa.
Masyarakat setempat punya cerita, konon nama Redang diambil karena di sekitar pesisir banyak tumbuh pohon redang. Selain itu, ada pula cerita mengenai mitos kura-kura raksasa yang muncul di Tanjung Batu Pepanji, sebuah daerah yang terletak di antara Teluk Dalam dan Pasir Changar Hutang."Karena itu di Taman Laut pulau ini terdapat pembudidayaan kura-kura. Mereka semua dipelihara sebelum dikembalikan ke habitatnya di laut," ujar salah satu pemandu wisata, Tan Jung Leong kepada Kompas.com.Soal fasilitas penginapan, mungkin tidak terlalu merisaukan. Beberapa pulau di Taman Laut Redang, sudah dilengkapi hotel atau resor. Untuk Pulau Redang sendiri memiliki Laguna Redang Island Resort sebagai andalan.Ketenangan, keindahan, dan kealamian itulah yang membuat beberapa peserta festival squid jigging seakan jatuh cinta dengan Pulau Redang. Meski terik matahari cukup terasa, keindahan Pulau Redang memupuskan itu semua. Suasana sungguh menenteramkan, terutama bagi orang-orang kota yang jenuh dengan rutinitas hidup. Wajar saja jika ada peserta yang menyebut pulau itu seperti surga.