Satu per satu kru kapal Sewol, feri yang tenggelam di Korea Selatan pada Rabu (16/4) pagi, ditangkap atas tuduhan kelalaian. Hanya satu kru yang dianggap menjadi pahlawan. Dia adalah perempuan berumur 22 tahun, Park Jee Young, yang kemudian menjadi salah satu korban tewas dalam kecelakaan itu.
Saksi yang juga para korban selamat mengatakan Park adalah kru yang membantu mereka menyelamatkan diri dari kapal dan membagikan jaket pelampung. Saat satu penumpang sudah meninggalkan kapal yang dengan cepat tenggelam, Park segera berupaya menjangkau penumpang lain untuk menyelamatkannya.
Ketika orang-orang menanyai Park kenapa dia tak mengenakan jaket pelampung, dia menjawab bahwa awak kapal akan menjadi orang terakhir yang menyelamatkan diri dan dia berkewajiban terlebih dahulu membantu orang lain menyelamatkan diri. Pada Senin (21/4), jasad Park disemayamkan di rumah duka di kota Incheon.
Park menjadi satu dari 87 korban tewas dari kecelakaan kapal itu, dengan 215 orang masih dinyatakan hilang hingga Senin, dari total 476 orang di atas kapal pada saat kecelakaan terjadi. Pada salah satu hari persemayaman, seorang pria dengan luka terbebat di kepalanya, muncul di ruang persemayaman Park.
Saat kerabat Park menanyakan hubungan lelaki itu dengan Park, jawabannya adalah dia merupakan salah satu korban luka dari feri yang tenggelam tersebut dan dia berutang nyawa pada Park. Kata dia, Park adalah orang yang memberinya handuk untuk menghentikan pendarahan luka di kepalanya dan membantu dia keluar dari kapal ketika air terus "menelan" kapal.
"Dia sangat bertanggung jawab dan begitu baik," kata nenek Park, Jung Jee Kwon, yang duduk di lantai, bersandar di dinding, tak mampu berdiri lagi, di ruang persemayaman. Anggota keluarga yang lain berlutut mengitari Jung, memegang tangannya, dan menangis bersamanya.
Bunga krisan dan lili putih, memenuhi lorong menuju ruang persemayaman Park. Bersama deretan bunga itu tertempel beragam pesan seperti, "Kami tak akan melupakan semangat mulia Anda", "Kami akan selalu ingat pengorbanan Anda", atau "Hero".
Selain itu, sudah muncul pula petisi online yang mendesak pemerintah memberi Park penghargaan Good Samaritan, penghargaan untuk para pahlawan terkait pengorbanan saat memberikan pertolongan bagi orang lain.
Keluarga Park pun bercerita, gadis ini punya cita-cita belajar di perguruan tinggi. Namun, dia merasa bertanggung jawab atas keluarganya, setelah sang ayah meninggal dua tahun lalu. Maka, pada 2012 dia bergabung ke perusahaan feri yang mengoperasikan Sewol dan baru enam bulan lalu menjadi awak Sewol sebagai bukti kinerjanya.
"Ini sangat tidak adil bahwa Jee Young kami harus mati sementara kapten menyelamatkan diri," kata bibi Park yang menolak menyebutkan namanya. "Jee Young sangat bertanggung jawab dan kapten hanya lari."