Alasan Makanan di Pesawat Cenderung Kurang Enak

By , Senin, 26 Mei 2014 | 15:46 WIB

Seperti kebanyakan penumpang lainnya, pertanyaan seputar rasa makanan yang kurang terasa lezat pasti sering muncul di benak Anda saat menumpang pesawat. Apakah karena selera penumpang yang berbeda-beda, kandungan bahan yang tidak berkualitas, koki yang tidak ahli dalam mengolah, atau bahan yang digunakan sudah tak segar?

“Di ketinggian 35.000 kaki, hal pertama yang hilang adalah rasa. Ini memengaruhi, terlepas dari bahan atau selera, apa pun yang Anda makan seperti ikan, daging, bahkan pasta, akan terasa begitu membosankan di udara ketimbang saat Anda berada di daratan,” papar Grant Mickels, Executive Chef dari Culinary Development Lufthansa LSG Sky Chef.

Penjelasan Mickels juga diperkuat oleh riset yang dilakukan oleh Fraunhofer Institute, sebuah organisasi riset di Jerman saat melakukan penelitian dengan mencoba hidangan di permukaan laut dan dalam kondisi yang bertekanan tinggi.

Mickels menambahkan, suasana kabin yang dikombinasikan dengan udara kering akan membuat lidah Anda mati rasa, seperti saat Anda sedang flu.

Persepsi penumpang soal rasa asin dan manis juga akan bergeser dan berubah sekitar 30 persen saat berada di ketinggian.

Faktor lain yang juga dipaparkan Mickels adalah karena penurunan kelembapan di kabin membuat udara di hidung menipis dan mengering sehingga melumpuhkan sensor indra penciuman saat mencicipi hidangan di pesawat.

Selain itu, kebisingan yang ada di kabin juga mempengaruhi selera dan mengurangi kepekaaan rasa asin dan manis yang justru memicu rasa garing yang lebih dominan.

Untuk menguji hal ini, sebanyak 48 orang relawan ditutup matanya dan diberikan hidangan biskuit manis serta keripik asin sambil mendengarkan kesunyian atau kegaduhan melalui headphone di laboratorium Unilever dan Universitas Manchester. Semua relawan merasakan hidangan yang kurang asin dan kurang manis ketika mendengarkan kegaduhan, dan hanya renyah yang terasa.