Penyebaran virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS) di Arab Saudi yang kian meningkat membuat kewaspadaan akan penyebaran virus ini meningkat secara global.
Lima orang meninggal karena virus korona MERS dalam kasus terbaru, menambah jumlah korban tewas di negara itu menjadi 92 orang.
Pemerintah Saudi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa lima kasus kematian terbaru menimpa dua warga Saudi, dua orang lanjut usia Palestina, dan satu perempuan Bangladesh berusia 40 tahun.
Secara umum, pejabat terkait mengatakan hingga kini ada 14 kasus baru telah terdeteksi di negara mereka, sehingga total kasus naik menjadi 313 sejak virus itu muncul di sana 18 bulan lalu.
Gejala penyakit ini meliputi demam, radang paru-paru, dan gagal ginjal.
Senin lalu, Menteri Kesehatan Saudi Abdullah al-Rabiah dipecat dari jabatannya tanpa penjelasan apapun, seiring dengan bertambahnya jumlah korban MERS.
Pada Jumat kemarin, juru bicara Badan Kesehatan Dunia (WHO) di Jenewa mengatakan mereka khawatir akan peningkatan kasus ini. WHO mendorong adanya terobosan ilmiah yang cepat seiring dilakukannya penelitian terhadap virus dan pola penularannya.
Pemerintah Indonesia sendiri mengaku belum menemukan adanya kasus MERS di dalam negeri. Namun tetap mengantisipasi penyebaran virus seiring banyaknya WNI yang berkunjung ke Saudi.
Kasus pertama MERS terjadi di Mesir, yang dialami oleh pria berusia 27 tahun yang baru saja berkunjung ke Arab Saudi. Menteri Kesehatan Mesir mengatakan pria ini berasal dari Delta Nil dan pernah menetap di ibukota Saudi, Riyadh. Dia kini dirawat karena radang paru-paru di rumah sakit Kairo dan berada dalam kondisi yang stabil.