Anak Muda Diajak Bergerak Selamatkan Keanekaragaman Hayati

By , Rabu, 30 April 2014 | 15:29 WIB

Buruknya tata kelola hutan dan banyaknya kerusakan hutan yang terjadi mengancam keanekaragaman hayati di Indonesia. Kebakaran hutan di Riau awal tahun ini salah satu contoh kerusakan yang mampu mengurangi keanekaragaman hayati secara drastis.

Data yang dirilis oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) pada Desember 2013 menyebutkan Indonesia berada di peringkat keempat sebagai negara yang memiliki jumlah terbanyak dari spesies yang terancam punah.

Pengelolaan hutan di Indonesia sungguh memprihatinkan. Jaringan Kerja Penyelamatan Hutan Riau (Jikalahari) sempat mengeluarkan laporan soal tata kelola hutan di Riau sepanjang tahun 2012-2013. Dalam laporan itu disebutkan bahwa sepanjang 2012 hingga 2013 ada total 252.172 hektare hutan alam dihancurkan oleh korporasi berbasis tanaman industri. Angka ini meningkat dari laporan tahun sebelumnya yang mencapai angka 188.000 hektare.

Data juga menunjukkan bahwa sisa hutan alam di Riau hanya 1,7 juta hektare atau hanya 19 persen saja dari total daratan Riau. Laju deforestasi di daerah tersebut yang dihitung oleh Jikalahari mencapai 188 ribu hektare pertahun. Data ini hanya muncul di satu daerah saja, besar kemungkinan di daerah lain mengalami hal yang sama.

Maka gerakan untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati harus segera dilakukan. "Sudah saatnya kita semua melakukan tindakan nyata," ujar Direktur Eksekutif Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI), MS Sembiring.

Kata Sembiring, salah satu tindakan nyata yang dilakukan oleh Yayasan KEHATI adalah secara konsisten mengajak semua pihak untuk dapat terlibat dalam penyelamatan keanekaragaman hayati Indonesia. Termasuk melibatkan generasi muda untuk menjadi agen perubahan yang akan menyelamatkan keanekaragaman hayati di Indonesia.

"Salah satunya adalah melalui program Biodiversity Warriors," ungkapnya.

Pada tahun ini, Yayasan KEHATI meluncurkan gerakan yang dimotori oleh pemuda dan pemudi Indonesia melalui dunia maya dalam rangka melahirkan Citizen Scientist.

Para pejuang muda penyelamat keanekaragaman hayati Indonesia ini yang diberi nama Biodiversity Warriors. Mereka akan menyajikan keanekaragaman hayati Indonesia yang benar–benar mengagumkan berbasis website melalui tulisan bergaya populer dan foto.

Peneliti senior LIPI yang juga Pengurus Yayasan KEHATI, Endang Sukara, sempat mengatakan bahwa sekali ada bagian dari keanekaragaman hayati yang saat punah maka akan punah selamanya, dan hal ini akan menjadi bencana.

Berdasarkan data yang dihimpunnya dari berbagai sumber, laju jumlah spesies yang punah saat ini yaitu sekitar 1 spesies per hari!

Bahkan diperkirakan dalam masa yang tidak terlalu lama lagi, laju punahnya spesies akan mencapai 100 spesies setiap hari.

Sesuai dengan data Convention on Biological Diversity (CBD), Indonesia setidaknya memiliki 17% burung dunia, 12% mamalia, 11% tumbuhan, 25% ikan dan 16% reptilia. Tentunya banyak memberikan manfaat untuk generasi-generasi mendatang.

Keanekaragaman hayati merupakan sumber kebutuhan manusia seperti pangan, sandang, papan, obat-obatan, dan sebagainya.