Sebuah laporan baru dari WHO telah menemukan bahwa daya kebal tubuh yang terbentuk setelah penggunaan antibiotik mengancam kesehatan global.
Ahli-ahli kesehatan terkemuka dunia mengatakan, kekebalan tubuh (resistensi) yang didapat dari konsumsi antibiotik mengancam kesehatan dunia.
Laporan pertama WHO mengenai daya kebal produk antimikroba menemukan bahwa masalah yang ada tidak hanya mengancam masa depan tapi sudah terjadi sekarang.
Laporan tersebut menyebutkan sama seperti masalah kuman-kuman yang kebal terhadap antibiotik (superbugs) di rumah-rumah sakit, infeksi yang terjadi setiap hari seperti radang paru-paru dan infeksi saluran kemih menjadi semakin sulit untuk disembuhkan.
Di Australia sendiri bakteri E. coli diketemukan telah kebal terhadap produk-produk antibiotik dan hal ini juga ditemukan di kasus-kasus infeksi lainnya.
Di beberapa bagian di negara ini, 80 persen infeksi yang disebabkan oleh bakteri staphylococcal sudah tidak bisa disembuhkan dengan produk antibiotik standar.
Laporan ini menandakan bahwa daya kebal jenis-jenis bakteri ini telah menyentuh level yang menguatirkan di banyak tempat di dunia ini. Hal ini mengakibatkan beberapa perawatan untuk kasus infeksi biasa sudah tidak lagi efektif.
Asisten direktur untuk keamanan kesehatan di WHO, Keiji Fukuda, mengatakan bahwa tinjauan ulang secara sistemik dari bukti ilmiah ini menunjukkan bahwa daya kebal terhadap antibiotik telah memberikan dampak negatif tidak hanya pada pasien tapi juga negara karena terkait pengeluaran perawatan kesehatan.
Apa itu resistensi terhadap antibiotik?
Antibiotik atau daya kebal terhadap antimikroba terjadi ketika mikro organisme seperti bakteri, virus, jamur dan parasit berubah sedemikian rupa sehingga membuat obat-obatan yang dikonsumi untuk menyembuhkan infeksi tersebut menjadi tidak efektif.
Ketika mikroorganisme menjadi kebal terhadap antibiotik mereka disebut superbug.
WHO, bersama rekan-rekannya dari berbagai sektor, tengah mengembangkan rencana aksi global untuk mengatasi resistensi terhadap antibiotik.
Laporan ini adalah langkah awal upaya global dari WHO untuk menjawab masalah ini.
Profesor Peter Collignon dari Australian National University mengatakan banyak superbugs datang ke Australia bersama orang-orang yang habis pergi berlibur.
"Hal ini menjadi penting ketika seseorang ingin melakukan operasi mereka harus memberitahu dokternya apakah mereka telah bepergian selama 12 bulan terakhir," dia berkata.