Meskipun masih dalam status Waspada level II, aktivitas vulkanis Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta cenderung menurun.Purwono, petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi di Babadan, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, menjelaskan, dari pukul 00.00 - 07.00 WIB, Sabtu (3/5), tercatat gempa guguran enam kali dan gempa tektonik tiga kali. Aktivitas ini jauh menurun daripada ketika status Merapi dinaikkan dari Aktif Normal menjadi Waspada pada 29 April 2014 lalu.Saat itu Purwono menguraikan, terjadi gempa low frequency sebanyak 52 kali, gempa guguran delapan kali, gempa tektonik tiga kali, dan gempa tektonik jauh satu kali. Pada 30 April 2014 gempa low frequency 38 kali, gempa guguran dua kali, dan gempa tektonik delapan kali. Pada Kamis (1/5), gempa guguran, tektonik, dan tektonik jauh, masing-masing satu kali. Pada Jumat tercatat gempa guguran 10 kali, gempa tektonik dan tektonik jauh, masing-masing satu kali."Pada Jumat lalu sekitar pukul 22.00 WIB terjadi guguran material dari puncak Merapi, meskipun tidak terdengar dan terpantau secara visual. Tidak ada guguran lava pijar," kata Purwono. Setelah ditetapkan status Waspada, ia mengakui memang sering terdengar dentuman dari arah gunung teraktif di Indonesia itu. Namun, sejak Jumat hingga sekarang suara dentuman itu tidak terdengar lagi."Tidak terdengar lagi suara dentuman dan guguran," katanya, di Pos Babadan yang berjarak sekitar 4,4 kilometer dari puncak Merapi itu.Kendati demikian, dia mengimbau untuk meningkatkan kewaspadaan, tetapi tidak perlu panik. Aktivitas pendakian ke gunung setinggi 2.968 meter dpl itu juga masih ditutup untuk umum, kecuali untuk keperluan penelitian dan mitigasi bencana. Masyarakat, khususnya para pemangku kepentingan, diimbau untuk selalu berkoordinasi dan memantau perkembangan terkini dari Merapi. "Kalau ada perkembangan tentu akan diinformasikan oleh rekan-rekan pemantau dan BPPTKG Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi) Yogyakarta," katanya.Sementara Johan Wahyudi, Kepala Desa Sawangan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, mengatakan, sejauh ini aktivitas warga yang 70 persen adalah petani itu masih berjalan seperti biasa, seperti bertani, mencari rumput untuk ternak, sekolah, dan sebagainya."Warga masih beraktivitas biasa. Kami sudah aktif menyosialisasikan terkait kondisi Merapi kepada warga," ujar Johan. Dikatakannya, hingga kini pihaknya telah menyiapkan tempat pengungsian sementara (TPS) untuk antisipasi kemungkinan terburuk terjadi pada Merapi. Pihaknya juga telah diminta oleh koramil setempat untuk meninventaris apa saja terkait pengungsian.