Cheongsam tak ubahnya little black dress dari Hong Kong. Siluet seksi berkerah mandarin adalah simbol ikonik Hong Kong.
Busana klasik ini dalam film The Suzie Wong digambarkan tak lekang oleh waktu dan menyemarakkan hari-hari kaum perempuan bersantap siang.
Di abad ke-19, cheongsam dibuat longgar hingga menyentuh lantai, dan dikenakan kaum pria maupun wanita. Pada 1920-an, cheongsam bertransformasi menjadi pas di badan, sejurus kebiasaan wanita kosmopolitan di Shanghari dan Hong Kong.
Bentuk baru ini disukai, dan para penjahit berlomba membuat gaya paling elegan. "Cheongsam tidak ubahnya adibusana Paris kami," kata Mike Li Fu Hing, manajer Baron Kay, toko jahit berusia 50 tahun di 43 Mody Road, Kowloon.
Sebelum busana siap pakai merebak di pasaran, kaum wanita di Hong Kong sehari-harinya masih menggunakan cheongsam. Kini, kaum wanita membelinya sebagai busana formal.
Buatan penjahitMr. Leung Long Kong adalah seorang penjahit senior cheongsam klasik yang masih bertahan. Memasuki usia 70 tahun, ia tetap setia membuat cheongsam di tokonya.
Hong Kong juga memiliki toko-toko cheongsam, seperti Baron Kay dan Linva. Agar pas di badan, Mike Li menyarankan pelanggan sekurangnya dua kali fitting.