Harumnya Kopi Sangrai

By , Selasa, 6 Mei 2014 | 16:09 WIB
()

Saya bukan seorang penikmat kopi, tetapi suami dan para sahabat adalah penyuka sejati, sehingga meluangkan waktu untuk berbincang sembari melihat mereka menyesap kopi adalah hal yang menyenangkan. Apalagi sembari mencium aroma kopi nan menawan.

Chamomile tea dan apple pie disajikan di coffee shop Tanamera Coffee (R. Ukirsari Manggalani/NG Traveler)

Kali ini, bersama seorang sahabat, Paul Emas, kami bertamu ke Thamrin City Office Park, Jakarta, memasuki sebuah kedai kopi yang dapat disebut mungil, bertajuk Tanamera. Hanya ada sekitar satu set kursi dan meja di ruang terbuka, lantas beberapa kursi dan meja lagi di dalamnya. Suasananya terasa hangat.

Seorang barista tengah meracik kopi, dengan latar belakang aneka bungkus kopi produksi Tanamera Coffee Indonesia serta papan bertuliskan jenis-jenis minuman yang bisa dipesan tamu. Selain bermacam kopi, tersedia pilihan teh seperti English breakfast dan chamomile. Sementara di depannya terdapat lemari saji kaca yang berisi aneka cake,mulai cheese cake, chocolate cake, brownies sampai apple pie.  

Di luar teh chamomile, apple pie, brownies serta hot coffee latte pesanan kami, sejatinya ada hal lain yang tak kalah istimewa. Bahkan bisa disebut sebagai highlight dari kunjungan kami ke sini: Aga, Head Barista dari Tanamera Coffee Indonesia mengundang kami untuk melihat dari dekat proses menyangrai biji kopi yang berlangsung di ruang belakang kafe dan dipisahkan oleh sekat kaca.

"Sebenarnya, komoditi utama yang kami pasarkan adalah biji kopi sangrai, sementara kafe adalah pelengkapnya," papar Aga yang memulai karier sebagai barista profesional sejak 2009. "Rupanya banyak pengunjung suka duduk-duduk di sini, jadi dibuatkanlah tempat minum kopi."Sebagai seorang putra Indonesia, dengan bangga Aga mengungkap bahwa tempatnya bekerja memasarkan biji-biji kopi arabica dari Tanah Air kita. Malam itu,ia mendampingi salah satu anak buahnya melakukan proses sangrai biji kopi Gayo Spesial. Bau harum pun menguar dari mesin raksasa yang secara teknis mematangkan biji-biji kopi itu. Bila di awal biji kopi memiliki bobot tertentu, maka di akhir proses bakal mengalami penyusutan sekitar setengahnya.

Tidak sebatas mesin dan biji kopi yang perlu diperhatikan selama proses pematangan, ujar Aga. Tata letak peralatan dan penyimpanan bahan pun perlu diperhatikan. "Seperti cerobong pengeluaran uap atau udara yang terbentuk dari proses menyangrai," tutur pria peraih penghargaan ASEAN Barista Championship 2013 di Bangkok,Thailand yang berlaga mewakili Indonesia itu.

Perlakuan terbaik adalah menyalurkan uap agar dari cerobong bisa langsung mengarah keluar ruang sangrai. "Bila terhambat akan memberikan dampak terhadap proses brewing yang dikerjakan barista," tandas peraih posisi teratas dari V60 Battle Throwdown 2013. "Demikian juga karung untuk menyimpan biji kopi sebelum disangrai. Perlu diperhatikan agar tidak lembap. Dan kopi yang sudah menjadi bubuk pun punya ketahanan waktu tertentu saat disimpan dalam bungkus kertas."

Benar-benar sebuah perbincangan menarik dan menambah wacana saya tentang kopi. Mengingatkan saat beberapa tahun lalu saya berkunjung ke Kopi Aroma di Bandung serta bercakap-cakap dengan pemiliknya, Widya Pratama yang juga dengan senang hati berbagi ilmu seputar kopi.