Malam Ini, Teater Keliling Pentaskan "Jas Merah"

By , Selasa, 6 Mei 2014 | 17:31 WIB

Teater Keliling bekerja sama dengan Bentara Budaya Jakarta (BBJ) serta Kompas Gramedia akan menggelar pementasan teater "Jas Merah" karya sutradara Rudolf Puspa pada malam ini (6/5) pukul 19.30 di Bentara Budaya Jakarta.

Melalui pertunjukan tersebut Teater Keliling ingin menyampaikan pengalaman selama 39 tahun keliling yang menemukan kenyataan bahwa generasi muda bangsa telah terjauhkan dari pengetahuan tentang sejarah bangsa.

"BBJ dengan senang dan terbuka menerima pinangan dari Teater Keliling ini karena naskah yang dipilih sudah menjadi obsesi kami — tentang keindonesiaan," Hariadi Saptono, Direktur Eksekutif Bentara Budaya, memaparkan pada kesempatan jumpa pers di BBJ, Selasa (6/5) sore jelang pementasan.

"Kami ingin mencoba, pada zaman modern ini menyampaikan berbagai cerita-cerita yang menggugah nasionalisme, yang juga kita ambil dari negeri kita sendiri," ujar Rudolf Puspa.

"Banyak sekali terutama orang-orang muda Indonesia yang justru tanpa mereka sadari, justru jadi kekuatan yang menggerogoti isi buminya sendiri. Bukan menghidupi diri sendiri atau tak bergantung pada kekuatan asing."

Dolfry Inda Suri, Pimpinan Produksi sekaligus penggagas ide naskah "Jas Merah" mengatakan juga bahwa membuat naskah yang ada hubungan dengan sejarah karena semakin hari ia memikirkan kehancuran bangsa berakar dari ketidaktahuan para pemuda akan sejarahnya.

"Benar sekali. Secara kasat mata kita bisa merasakan bahwa bangsa tercinta ini memiliki sejarah kurang elok dan tidak pernah belajar dari sejarah."

Dikemas dalam penampilan tata warna panggung yang 'kocak', alur cerita "Jas Merah" melukiskan anak muda yang berada di tengah kepungan kekuatan modal asing, terperangah ketika harus bertemu dan berdialog secara imajiner dengan para tokoh pahlawan bangsa di usia mudanya.

Ketiga sosok pahlawan di sini yaitu Sukarno, Kartini, dan Christina Marta Tiahahu mengingatkan kembali pada mereka makna suatu perjuangan.

"Walau demikian, kita gunakan bahasa percakapan sehari-hari nanti di dalam naskah, bahasa yang mereka kenal," tambah Rudolf.