Lestarikan Penyu Belimbing, Peneliti Indonesia Raih "Green Oscar"

By , Jumat, 9 Mei 2014 | 09:20 WIB

Fitryanti Pakiding dan Melvin Gumal, masing-masing dari Papua Barat dan Sarawak, Malaysia, menerima Penghargaan Whitley di London atas usaha konservasi penyu dan orang utan.

Whitley Award 2014 atau yang sering disebut dengan nama Green Oscar tersebut diserahkan oleh Putri Anne di London, Kamis malam (8/5) waktu setempat.

Fitryanti Pakiding, dosen senior dan peneliti di Universitas Negeri Papua, menerima penghargaan atas usahanya melestarikan penyu belimbing di daerah Jamursba Medi dan Warmon.

Jenis penyu tersebut kini sangat langka di kawasan Pasifik.

"Kami bekerja dengan tim di pantai untuk menyelamatkan telur-telur penyu belimbing. Kami memonitor keberadaan telur-telur belimbing tersebut. Kami memindahkan mereka kalau pasir pantai terlalu panas atau kalau ombak terlalu besar yang bisa membawa mereka ke laut," kata Fitryanti Pakiding.

Di negara bagian Sarawak, Malaysia, konservasi dilakukan oleh Melvin Gumal, 49. Di daerah pedalaman Sarawak, Gumal melakukan penyuluhan dan pendidikan di kalangan masyarakat asli, misalnya etnik Iban, mengenai pentingnya menyelamatkan orang utan.

"Di setiap rumah panjang kami ada program drama dialog dan sebagainya. Yang kedua adalah dengan menggunakan radio. Radio drama dengan sekrip. Karena kawasan Sarawak jauh ke perkampungan, radio drama dibuat on air dan dalam bahasa Iban," jelas Melvin Gumal.

Intinya acara tersebut berisi pesan konservasi orang utan dan habitatnya. Salah satu hasilnya, kata Gumal, penduduk pedalaman kini menganggap tabu untuk menembak orang utan.

Baik Fitryanti Pakiding maupun Melvin Gumal menganggap hadiah yang mereka terima akan lebih meningkatkan konservasi yang mereka lakukan.

Melvin Gumal menerima hadiah sebesar £35.000 atau setara dengan Rp683 juta. Fitryanti Pakiding menerima hadiah awal £15,000 dan sisanya £20,000 akan diserahkan setelah menyelesaikan sejumlah laporan kepada panitia.

Mereka adalah dua dari delapan penerima Whitley Award 2014 yang dikeluarkan oleh Whitley Fund for Nature.

Sir David Attenborough, sejarawan dan pembawa acara legendaris untuk program-program alam tercatat sebagai salah satu pengurus yayasan itu.