WHO: Kekebalan Terhadap Antibiotika Perlu Aksi Cepat

By , Jumat, 9 Mei 2014 | 18:47 WIB

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan seruan pada April 30 ketika melaporkan bahwa dunia telah memasuki periode pasca-antibiotika, yang artinya adalah beberapa infeksi bakterial yang umum tidak lagi merespon dengan cepat, atau sama sekali merespon, terhadap obat yang dulu mengendalikan mereka.

Selain WHO, Pusat Pengawasan Penyakit di AS (CDC) juga telah menemukan beberapa bakteri tidak lagi merespon terhadap antibiotika seperti dulu.

"Kita melihat lebih dari 2 juta episode infeksi yang kebal antibiotika setiap tahun di Amerika Serikat saja. Sebanyak 23.000 kasus ini berakhir dengan kematian," ujar Dr. Laurie Hicks dari CDC.

"Kami ingin para dokter mengetahui bahwa kekebalan antibiotik adalah masalah besar. Kami juga ingin pasien tahu bahwa antibiotik tidak bekerja untuk infeksi virus."

Kekebalan terhadap antibiotika sudah mengubah praktik pengobatan di rumah-rumah sakit seperti Johns Hopkins di Baltimore.

Para dokter di sana sekarang lebih berhati-hati dengan penggunaan antibiotika, dan mereka terus mengkaji rencana perawatan untuk melihat apakah para pasien mendapatkan antiobiotika dan dosis yang tepat.

"Tiba-tiba kita paham bagaimana melakukan pengobatan pada 50, 70, 80 tahun yang lalu saat belum ada antibiotika," ujar Dr. Trish Perl, seorang ahli epidemiologi di Johns Hopkins Medicine.

Salah satu infeksi bakteri yang kebal antibiotika adalah MRSA (methicillin resistant Staphylococcus aureus), yang mudah menyebar di rumah sakit, terutama di unit perawatan intensif, dan bisa mematikan.

Perl mengatakan perlu lebih banyak dana ke dalam penelitian sehingga para pejabat kesehatan dapat memahami bagaimana organisme-organisme ini menyebar. Obat yang baru perlu dikembangkan untuk menggantikan obat-obat yang tidak lagi ampuh. Dan pasien-pasien perlu diedukasi.

"Resistensi biasanya berkembang ketika orang melewatkan obatnya atau makan pada hari itu tapi tidak pada hari berikutnya. Atau mereka mengira tidak perlu menghabiskan obatnya. Ini terutama bermasalah dengan penyakit-penyakit seperti tuberkulosis," ujarnya.

Solusi-solusi perlu ditemukan dengan cepat karena WHO memperingatkan bahwa kekebalan terhadap antibiotika adalah masalah yang sangat serius sehingga mengancam pengobatan modern.