Film Science-fiction: Dulu dan Sekarang

By , Sabtu, 10 Mei 2014 | 10:15 WIB

Di balik kecanggihan teknologinya, film bergenre sci-fi memiliki latar belakang drama di baliknya. Berawal dari munculnya novel-novel fiksi karya Jules Verne dan H.G. Wells di abad 19 yang mengisahkan perang antar planet, makhluk asing di bumi, dan robot, karya fiksi ini kemudian direalisasikan pada film yang kita sebut dengan scicene fiction. Berkat sains, sebuah angan-angan terbang ke bulan bisa diwujudkan, atau hal-hal yang tampak angan-angan bisa divisualisasikan.

Lalu genre ini semakin berkembang dari zaman ke zaman dan tentunya semakin banyak pula penikmatnya seiring berekembangnya kemajuan teknologi di dunia. Sering kali pula, film bergenre ini memiliki satu langkah di depan dari teknologi yang ada pada saat film itu dibuat dan pada akhirnya teknologi dunia mulai berkaca pada film-film tersebut. salah satu contohnya adalah film Frau im Mond yang muncul pada tahun 1928. Film besutan sutradara Fritz Lang memberikan sebuah teknologi yang rumit pada zaman itu, yakni pembuatan roket.

Walaupun masih berupa replika, roket tersebut menyedot perhatian para ilmuwan Jerman untuk meneliti dan membuat replika tersebut. Pada film tersebut pula, untuk pertama kalinya perhitungan mundur pada peluncuran roket dikenalkan dan terus digunakan sampai dengan sekarang, baik untuk film dan bahkan untuk peluncuran roket yang sebenarnya.

Tapi film sci-fi sudah ada sebelum film Frau im Mond dilempar kepasaran. Pada tahun 1902, film A Trip to the Moon menjadi pelopor film dengan genre ini. Pesulap asal Perancis lah yang membuat film tersebut, Georges Méliès. A Trip to the Moon mengangkat dari novel Jules Verne, akan tetapi Méliès menggunakan tafisiran bebas ke dalam filmnya yang kemudian menjadi sebuah film fiksi sains komedi. Dalam film ini juga, Méliès menggambungkan adegan-adegannya dengan macam-macem teknik penyuntingan, seperti stop motion dan lap-dissolves.

Berawal dari ketakutan

Menurut buku Sinema dalam Sejarah, Fiksi Sains dan Fantasi, film-film dengan teknologi dan sains yang tinggi ini berawal bukan hanya dari angan-angan dan mimpi, melainkan juga dari sebuah ketakutan negara adidaya Amerika pada komunisme di saat perang dingin berlangsung. Salah satu film yang menandakan perang dingin ini adalah The War of The Worlds. Film yang muncul pada tahun 1953 ini menceritakan kejatuhan kota-kota besar di dunia ke tangan pasakuan Mars. Disinyalir, Uni Soviyet yang digambarkan sebagai pasukan Mars tersebut akan menghancurkan nilai-nilai bangsa Amerika.

Ketakutan ini tidak hanya dari segi Politik, tapi juga dari sisi kemajuan teknologi. Seperti pada film The Matrix tahun 1999, Neo sebagai tokoh utama film ini menyadari bahwa realita kehidupan dikendalikan oleh komputer. Film yang menceritakan penguasaan dunia dan otak manusia melalui mesin dengan jaringan komputer.

Akan tetapi, sci-fi mulai dikenal luas dan mulai menjadi blockbuster semenjak kemunculan film Star Wars pada tahun 1977. Film ini menandakan berlalunya masa perang dingin. Salah satu keberhasilan Star Wars datang dari mengangkat tema kemanuasiaan, yakni: yang baik mengalahkan yang jahat. Special effect dan menjadi faktor utama keberhasilan film yang berhasil meraih special achievement award untuk efek suara ini.

Pada akhirnya, film bergenre sci-fi akan terus mendapatkan perhatian masyarakat, seiring kemajuan teknologi dan hausnya hiburan dengan menyajikan special effect yang memukau.