Seni Membidik Realita Jalanan dan Menceritakan Estetika

By , Minggu, 11 Mei 2014 | 07:30 WIB

Tanpa ada aturan untuk memilih seorang model yang rupawan ataupun photo genic, hanya dengan kamera, minim alat dan studio foto yang terbentang di penjuru jalanan, street photography menunjukan gaungnya. Semenjak munculnya kamera Kodak dengan jenis poket yang mudah di bawa di tahun 1888, banyak orang yang mulai membawa kameranya disetiap kesempatan. Hal ini yang kemudian menjadi cikal bakal munculnya genre fotografi yang dikenal dengan istilah street photography.

Berbeda dengan jenis foto jurnalistik dan dokumenter yang sama-sama membidik realita sosial "target"nya, street photography memberikan ekstra estetika di dalam setiap jepretannya. Estetika yang seperti apa? Tentu saja estetika sesuai dengan intrepretasi masing-masing fotografernya. Bidikannya pun tidak melulu harus mengenai human interest atau social life, tapi juga bisa mengangkat fenomena alam yang terjadi, seperti poster-poster/banner di jalanan ataupun dahan pohon yang seperti sebuah tangan yang sedang menggapai sesuatu di dekatnya.

Salah satu contohnya adalah karya dari bapak street photography, Henri Cartier Bresson, yang menggabungkan unsur estetika, kepekaan terhadap fenomena di jalan, dan juga master of candid. Ia memilih bidikannya ke keindahaan decisive moment atau momen-momen puncak, di mana sesuatu terjadi ketika semua unsur berada pada klimaks sinergis untuk membentuk sebuah narasi.

Yang terpenting dari seorang street photographer adalah kamera yang ditentengnya dan kepekaan dengan realita yang menarik di sepanjang jalan yang terbentang. Selain itu, mereka juga harus invisible di depan targetnya, agar momen yang ditangkap alami dan tidak menunjukan kesadaran sang target, istilahnya sang fotografer tidak perlu mengarahkan gaya sang objek bidikannya. Dengan target yang tersedia di jalan, seorang street photographer hanya tinggal mencari sudut yang pas untuk diambilnya, agar cerita yang ingin disampaikan terkirimkan kepada orang yang menikmatinya.

Modal akhir yang harus dimiliki street photographer adalah sebuah kesabaran. Karena sebuah foto realita yang menarik dan memiliki keindahaan, tidak selalu mudah ditemukan. Tidak hanya momen yang tepat yang harus dibidik, pencahaayaan juga digadang menjadi hal yang penting untuk street photography. Walaupun, banyak dari kalangan ini lebih memilih menggunakan foto hitam putih untuk karyanya. Kenapa? Agar tokoh utama atau sang objek lebih menonjol di kertas foto, dibandingkan dengan warna-warna sekitarnya.