Universitas Trisakti hari ini memperingati 16 tahun terjadinya tragedi 12 Mei 1998. Peringatan itu dilakukan dengan melakukan upacara bendera setengah tiang dan aksi napak tilas di kampus Trisakti.
Pantauan Kompas.com, upacara bendera dimulai sekitar pukul 08.00 WIB. Upacara tersebut dipimpin oleh Rektor Universitas Trisakti Prof. Dr. Thoby Mutis. Dalam upacara tersebut dilakukan penaikan bendera merah putih setengah tiang.
Setelah itu, keluarga mahasiswa korban tragedi 1998 melakukan napak tilas dengan menaburkan bunga di 4 lokasi tempat ditemukannya 4 orang mahasiswa Universitas Trisakti yang tewas ditembak, yakni Hafidhin Royan, Elang Mulya Lesmana, Hery Hartanto, dan Hendriawan Sie.
Prosesi penaburan bunga tersebut diiringi oleh dua buah lagu, yaitu Gugur Bunga dan Kesaksian, yang dinyanyikan oleh Opie Andaresta. Setelah prosesi napak tilas selesai, keluarga korban bersama Rektor Trisakti berkumpul di Monumen Tragedi 12 Mei 1998 di kampus A Universitas Trisakti.
Mereka meletakkan karangan bunga di monumen tersebut. Acara selesai pukul 09.00 WIB dan dilanjutkan kunjungan ke Museum Tragedi 12 Mei 1998.
Peristiwa yang terjadi pada 12 Mei 1998 di kampus A Universitas Trisakti merupakan rentetan dari awal krisis yang melanda Asia Tenggara dengan krisis ekonomi di Thailand pada tahun 1997 yang berimbas ke Indonesia dan menjadi krisis multidimensional.
Krisis ini menyebabkan mahasiswa terpanggil untuk melakukan reformasi di bidang politik dan ekonomi sebagai upaya mahasiswa dalam konteks moral force.
Berbagai aksi mencapai puncaknya pada 12 Mei 1998 setelah mimbar bebas di Lapangan Parkir Universitas Trisakti. Tragedi 12 Mei 1998 Trisakti tersebut memicu aksi mahasiswa yang lebih besar lagi dengan menduduki Gedung MPR/DPR RI pada 18-20 Mei 1998 dan berakibat mundurnya Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998.