Pemberontak pro-Rusia di bagian timur Ukraina menyelenggarakan referendum kemerdekaan hari Minggu (11/5) lalu, tetapi pemerintah Ukraina di Kiev menyebut pemungutan suara tersebut suatu lelucon kriminal.
Para pemilih di kawasan Donetsk dan Luhansk, yang penduduknya sekitar 15 persen dari populasi Ukraina, memberikan suara mengenai apakah mereka akan mendukung kemerdekaan.
Namun belum jelas apakah kemerdekaan ini berarti otonomi yang lebih luas di dalam wilayah Ukraina, pembentukan negara merdeka, atau kemungkinan merupakan upaya kawasan yang penduduknya berbahasa Rusia itu untuk bergabung dengan Rusia.
Kiev, Amerika Serikat dan sekutu-sekutu Eropanya mencela referendum yang disebutnya ilegal itu. Kiev menyatakan pemungutan suara itu tidak akan memiliki konsekuensi hukum bagi keutuhan wilayah Ukraina. Ukraina akan mengadakan pemilihan presiden dalam dua pekan mendatang.
Banyak orang di Ukraina Timur tampaknya mengabaikan referendum hari Minggu itu.
Penjabat Presiden Ukraina Oleksandr Turchynov telah memperingatkan para pendukung pemisahan diri bahwa kemerdekaan itu akan menjadi satu langkah menuju jurang bagi kawasan-kawasan tersebut. Ia mengimbau pemberontak agar mengikuti pembicaraan mengenai otonomi lebih luas di bagian timur Ukraina.