Festival Tangkuban Parahu di Bandung Semrawut

By , Jumat, 16 Mei 2014 | 12:28 WIB

Warga Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, seharusnya bersuka cita menyambut perhelatan tahunan Festival Tangkuban Parahu yang digelar pada Kamis (15/5) lalu. Pada kenyataannya, acara ini justru mendapat kritikan pedas dari warga karena dianggap membuat kesemrawutan di daerah tujuan wisata tersebut. "Harusnya tidak hanya seremonial saja. Acara ini jelas tidak menyentuh ke masyarakat." kata salah satu warga, Raden Bagja (38), di sela-sela Festival Tangkuban Parahu, Kamis siang. Bagja menuturkan, festival tahunan tersebut justru terkesan asal-asalan dan lebih banyak mengganggu aktivitas warga. Pasalnya, sebagian jalan utama yang menjadi urat nadi perekonomian dan pariwisata di Lembang terpaksa ditutup demi kelancaran acara. Dia pun mengaku kecewa melihat kesemerawutan yang terjadi. Intinya, kata Bagja, kegiatan tersebut lebih banyak memberikan efek negatif ketimbang efek positif. "Ini jalan utama, apalagi ini hari libur, kegiatan warga lainnya menjadi terhambat karena semerawut dan tidak teratur. Seharusnya ditempatkan di tempat lain yang lebih besar, bukan di jalan utama," tuturnya.Senada dengan Bagja, warga Lembang lainnya, Depi Gunawan (30), menambahkan, kegiatan tersebut terkesan hanya ajang hura-hura saja dan tidak memberikan sisi edukasi budaya Sunda kepada masyarakat. "Saya rasa malah tidak ada manfaatnya ke masyarakat," ucapnya. Selain itu, Depi juga mengeluhkan tersendatnya arus lalu lintas yang terjadi akibat jalan utama Lembang yang ditutup selama beberapa jam. Menurutnya, banyak wisatawan domestik terutama kendaraan plat B yang hendak mengunjungi beberapa lokasi wisata seperti Gunung Tangkuban Parahu dan Ciater terpaksa harus antre cukup panjang untuk melintasi Lembang. Kepala Polres Cimahi, AKBP Erwin Kurniawan tidak membantah kemacetan yang terjadi di Lembang sebagai dampak dari digelarnya Festival Tangkuban Parahu. Menurut Erwin, ekor kemacetan bahkan mencapai jalan Setiabudhi yang masih dalam wilayah Kota Bandung. "Kemacetan sempat terjadi kira-kira sampai 6 kilometer," akunya.Pengalihan arus lalu lintas kendaraan yang masuk ke Lembang dari arah Bandung oleh jajarannya tidak mampu menanggulangi kemacetan. Pasalnya, jalan alternatif yang yang diharapkan menjadi solusi, tidak sebesar jalur utama atau Jalan Raya Lembang.