Pemilik tambang yang runtuh di Soma, Turki, dan menewaskan paling tidak 282 orang, menolak tuduhan melakukan kelalaian. Dalam sebuah konferensi pers, para wakil dari Soma Holding, Jumat (16/5), membela reaksi mereka terhadap bencana tersebut.
Mereka mengatakan, prioritas pihaknya adalah menyelamatkan nyawa korban. Pengelola menambahkan, peningkatan panas yang tidak bisa dijelaskan di tambang kemungkinan menjadi penyebab runtuhnya langit-langit tambang.
Peristiwa ini adalah bencana terburuk terkait tambang di Turki. Tragedi ini memicu sejumlah unjuk rasa mengecam pemerintah.
Serikat buruh Turki mengumumkan mogok satu hari pada Rabu, mengecam bencana terburuk ini, yang telah menewaskan 282 orang.
Pejabat serikat mengatakan, swastanisasi sektor pertambangan baru-baru ini membahayakan keselamatan pekerja.
Pimpinan Gabungan Serikat Buruh Revolusi Turki Arzu Cerkezoglu mengatakan kepada wartawan bahwa sejumlah serikat buruh besar sepakat melakukan pemogokan. Cerkezoglu juga meminta warga mengenakan pakaian berwarna hitam dan berpawai ke Kementerian Perburuhan.
Ledakan di Soma itu menyebabkan langit-langit tambang runtuh, pada Selasa, 13 Mei 2014, saat 787 petambang sedang bekerja di bawah tanah.
Pejabat pemerintah mengatakan, 363 petambang diselamatkan beberapa jam setelah ledakan, tetapi tidak satu pun korban selamat ditemukan sejak Rabu dini hari.
Menteri Energi Taner Yildiz mengatakan, delapan jenazah ditemukan lagi, meningkatkan jumlah korban tewas dari 274 orang menjadi 282 orang. Sekitar 150 petambang masih dinyatakan hilang.