Peneliti Temukan Jejak Kehidupan Pitarah Sumatra

By , Senin, 19 Mei 2014 | 07:32 WIB

Tim peneliti Arkeologi Nasional menemukan artefak yang diperkirakan berasal dari periode preniolitik yang hidup sekitar 14.000 sampai 16.000 tahun silam.

Penemuan artefak tersebut sangat memotivasi tim arkeolog untuk terus melakukan penggalian. Obsesi para peneliti untuk mengungkap masa kekosongan sejarah di Sumatra pada periode tersebut sudah di depan mata.

"Ini penemuan yang spektakuler sekali di kalangan arkeolog, sebab kami bisa buktikan bahwa pada periode tersebut Sumatra sudah ada penghuni," terang Ketua Tim Penelitian Gua Harimau OKU, Adhi Agus Oktaviana, Minggu (18/5).

Meskipun belum ada sisa kerangka manusia ditemukan, imbuh Adhi, penemuan artefak dari periode preniolitik tersebut menjadi bukti baru atas keyakinan para arkeolog bahwa Sumatra tidak mengalami kekosongan sejarah pada periode itu. (Baca juga Tapak Jejak Pitarah Sumatra dan Cari Jejak Peninggalan Homo Sapiens Tertua di Sumatra).

Karenanya, kata Adhi, arkeolog akan melakukan ekskavasi vertikal di sisi barat gua. Diperkirakan, di Gua Harimau tersebut akan ditemukan kerangka manusia yang setidaknya berasal dari era 60.000 tahun lalu.

Ketua Tim Arkenas di Gua Harimau ini menyebutkan, tim telah menemukan obsidian, serpih rijal, dan serpih-serpih lainnya. Selain itu, ditemukan juga tulang hewan mamalia besar seperti beruang dan binatang mamalia kecil.

Adhi menambahkan, artefak dan penemuan lainnya didapat dari titik penggalian vertikal sebelah barat gua dengan kedalaman sekitar 2,5 meter dari titik bantu.

Tim dari Arkeolog Nasional yang meneliti Gua Harimau di Desa Padang Bindu, Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), tahun 2014 ini datang dengan jumlah yang lebih lengkap. Mereka sudah berada di lokasi ini sejak 13 Mei 2014.

(Baca juga Langka, 66 Kerangka Manusia di Gua Harimau)

Penelitian DNA

Sementara itu, Pusat Arkeologi Nasional menggandeng Lembaga Biologi Molekuler  Eijkman untuk meneliti asam deoksiribonukleat (DNA) tulang-belulang yang telah ditemukan di gua ini. Penelitian ini untuk memastikan apakah Homo sapiens Gua Harimau memiliki hubungan genetis dengan masyarakat modern di sekitar kompleks tersebut.

Arkeolog prasejarah Pusat Arkeologi Nasional, Harry Truman Simanjuntak, mengatakan, selain melihat hubungan genetis, penelusuran DNA ini juga akan membuka misteri pola sebaran migrasi mereka ke sejumlah daerah pelosok Nusantara lain.

"Dugaan kami, mereka adalah (rumpun bangsa) Austronesia yang datang di suatu tempat, lalu menyebar ke pelosok Nusantara dan menurunkan kita semua. Mereka adalah leluhur langsung kita semua," kata Truman akhir pekan lalu.