Taman Bumi Toba yang diresmikan pada akhir Maret 2014, hingga kini masih dalam tahap sosialisasi. Tim Percepatan Taman Bumi Toba (Geopark Kaldera Toba) untuk didaftarkan ke UNESCO meminta banyak pihak terlibat dalam sosialisasi ini.
"Kemampuan kami sangat terbatas, sehingga perlu banyak partisipasi warga masyarakat," kata Ketua Tim Percepatan Taman Bumi Toba Sabrina pada bedah buku Toba Mengguncang Dunia terbitan Penerbit Kompas di Universitas Sumatera Utara, Medan, Sabtu (17/5).
Sosialisasi akan dilakukan di tujuh kabupaten. Setelah itu, tim menyiapkan juga dokumen usulan taman bumi sebelum membentuk kelembagaan.
Pada diskusi buku yang menghadirkan antara lain editor buku Ahmad Arif, geolog Indyo Pratomo, Toba Sabrina, dan etnomusikolog Irwansyah Harahap terungkap, Danau Toba justru banyak diteliti asing. Banyak aspek yang bisa diteliti oleh cendekiawan Sumatra Utara di sekeliling danau kaldera ini, baik aspek geologi, lingkungan, maupun budayanya.