Bintang dan semua objek di luar angkasa tidak bisa disentuh oleh para pengamat atau manusia yang tinggal di Bumi. Kalau begitu, bagaimana cara astronom tahu kandungan unsur kimia yang terdapat di dalam bintang?
Cara astronom menyelidiki bintang-bintang mirip dengan polisi yang mencari identitas penjahat, dengan menelusuri melalui data sidik jarinya. Astronom pun demikian— mereka bisa mengenali sebuah bintang dan unsur penyusunnya setelah mempelajari sidik jari bintang.
Apa yang jadi sidik jari bintang? Cahaya!
Yang bisa diterima dan diteliti oleh astronom dari benda-benda langit adalah cahaya yang dipancarkan atau dipantulkan si benda langit. Cahaya bintang inilah yang menjadi sumber informasi bagi astronom.
Ketika mengamati bintang lewat teleskop, maka yang diterima adalah cahaya bintang yang dipancarkan dalam berbagai panjang gelombang. Dan setiap panjang gelombang akan menghasilkan warna yang berbeda.
Artinya, cahaya yang dipancarkan bisa diurai atau dipisah dalam warna-warna yang berbeda seperti warna pelangi. Cahaya yang sudah dipisah dalam berbagai warna inilah yang disebut spektrum
Astronom juga menyadari bahwa ternyata warna yang ada pada cahaya punya hubungan dengan unsur kimia serta temperatur bintang.
Jadi setiap unsur kimia memiliki pola warna yang unik dan menjadi sidik jari. Pola warna unik itu bisa diketahui ketika unsur-unsur tersebut dipanaskan dan gas yang dihasilkan setiap unsur yang berbeda akan punya warna yang berbeda pula.
Untuk bisa mengetahui unsur kimia apa saja yang terkandung di bintang, para astronom mencocokan warna bintang yang diterima dalam spektrum dengan pola warna dari setiap unsur kimia. Dengan cara inilah para astronom bisa mengetahui unsur-unsur yang terkandung di dalam bintang.