UNHCR: 10 Ribu Orang Jadi Pengungsi di Ukraina

By , Rabu, 21 Mei 2014 | 15:06 WIB

Sedikitnya 10.000 orang terpaksa meninggalkan kediaman mereka sejak krisis Ukraina terjadi. Etnis Tatar Krimea adalah yang paling terdampak krisis ini. Demikian pernyataan Badan Urusan Pengungsi PBB (UNHCR), Selasa (20/5).

"Sebagian besar dari mereka yang kehilangan tempat tinggal adalah etnis Tatar meski sejumlah pemerintah lokal mencatat kenaikan jumlah warga etnis Ukraina, Rusia, dan keluarga campuran," kata Juru Bicara UNHCR Adrian Edward.

Secara keseluruhan, diperkirakan 10.000 orang terpaksa meninggalkan kediaman mereka, tetapi masih tinggal di dalam wilayah Ukraina. Sementara itu, jumlah warga Ukraina yang mencari suaka di luar negeri masih rendah.

Kelompok pro-Moskwa yang menggelar referendum di Krimea pada Maret lalu—yang hasilnya tidak diakui Ukraina maupun Barat—berujung dengan aneksasi semenanjung itu oleh Rusia.

Situasi di Krimea terus memanas, terutama antara etnis Muslim Tatar yang dianggap pro-Kiev dan warga Crimea yang beretnis Rusia. (Baca: Tatar Krimea Pertimbangkan Gelar Referendum)

Warga yang meninggalkan kediaman mereka mengaku terpaksa pergi karena menghadapi ancaman langsung atau sudah tak merasa aman lagi tinggal di wilayah itu. "Sejumlah orang mengatakan, mereka menerima ancaman pribadi yang disampaikan lewat telepon, media sosial, atau meninggalkan benda-benda ancaman di area sekitar kediaman mereka," lanjut Edwards.

Sebagian besar dari 10.000 warga itu, tambah Edwards, memilih untuk mengungsi ke bagian tengah dan barat Ukraina.

Namun, Edwards mengatakan, dia belum memiliki jumlah orang yang terpaksa mengungsi dari wilayah timur Ukraina yang kini menjadi pusat kebuntuan politik itu.

"Situasi di timur Ukraina menimbulkan gelombang pengungsian. Ini merupakan masa-masa sulit untuk semua orang," kata Edwards. "Situasinya sungguh tidak stabil, benar-benar sulit untuk banyak orang," pungkasnya.