Ingin Tahu Filosofi Lomba Maraton Indonesia-Jepang?

By , Minggu, 25 Mei 2014 | 15:35 WIB

Kerja sama antara Harian Kompas dengan surat kabar terkemuka dari Jepang, Mainichi Shimbun dirayakan dengan menggelar lomba lari maraton. Lomba ini diikuti oleh perwakilan dari berbagai perusahaan Jepang dan Indonesia.

Kenapa harus dirayakan dengan lomba maraton? "Orang yang berlari itu selalu ke depan, tidak pernah ke belakang. Ini menunjukan semangat kita semua untuk terus maju ke depan," ujar Duta Besar Indonesa untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra dalam acara Jakarta Kizuna Ekiden 2014 di Melawai, Minggu (25/05).

Yusron mengatakan, lomba lari maraton merupakan simbol persaingan yang sportif, bersih, dan tertib. Setiap pelari akan berjuang sekuat tenaga untuk menyerahkan kain estafet kepada pelari satu timnya. Begitu pun dengan pelari dari tim lain. Hal ini lah yang dimaksud Yusron sebagai persaingan sportif.

Yusron menggunakan filosofi lomba maraton tersebut untuk menggambarkan bentuk kerja sama antara Jepang dan Indonesia. Termasuk kerja sama antara Harian Kompas dan surat kabar Mainichi Shimbun.

Kerja sama antara dua negara itu digambarkan sebagai perjuangan menuju perkembangan yang lebih baik. Namun, dengan persaingan-persaingan yang sportif.

Sementara itu, CEO Kompas Gramedia, Agung Adiprasetyo juga mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, perlombaan lari maraton dalam Jakarta Kizuna Ekiden ini adalah tanda persahabatan Jepang dan Indonesia.

"Mencari musuh itu gampang. Mencari sahabat yang tidak mudah. Jakarta Kizuna Ekiden ini adalah upaya menjalin persahabatan antara Jepang dan Indonesia," ujar Agung.

Perlombaan Ekiden digelar di Melawai. Ekiden adalah sebuah istilah dari Jepang yang berarti perlombaan lari maraton. Seperti yang sering dilihat di kartun-kartun atau film Jepang, Ekiden dilaksanakan secara beregu. Ciri khas Ekiden adalah tasukhi atau kain yang akan dioper oleh para pelari ke teman satu timnya.

Beberapa pelari yang sudah ditentukan urutannya akan berlari dalam jarak tertentu untuk mengoper tasukhi kepada pelari lain. Ini merupakan rangkaian acara bernama "Jakarta Kizune Ekiden 2014".

Acara ini merupakan salah satu bentuk kerja sama Harian Kompas dengan surat kabar tertua di Jepang, Mainichi. Sebanyak 200 tim yang terdiri dari 4 orang pelari sudah bersiap melakukan estfet dengan rute Jalan Melawai Raya-Jalan Trunojoyo Raya-Jalan Melawai Raya.