Sebanyak 25 mahasiswa yang terpilih sebagai Biodiversity Warriors Pioneer dari lima perguruan tinggi mengikuti kegiatan lokakarya yang digelar di Jakarta. Tujuan kegiatan adalah untuk memberikan pemahaman lebih lanjut tentang pentingnya kemampuan anak muda sebagai cyber scientist dan cyber activist dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia. Ini diungkapkan dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, 23 Mei 2014 lalu.
Indra Gunawan Dian Putra, Direktur Yayasan KEHATI menjelaskan, kegiatan ini merupakan langkah awal dari sebuah mimpi besar Yayasan KEHATI untuk melibatkan kaum muda dalam pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia. “Saya yakin bahwa program Biodiversity Warriors ini akan memperoleh respon yang positif dari generasi muda kita,” ujarnya.
Biodiversity Warriors adalah gerakan anak muda melalui dunia maya untuk populerkan keanekaragaman hayati Indonesia. Melalui jejaring internet, para pemuda dapat bertukar informasi tentang keanekaragaman hayati Indonesia, baik dari sisi keunikan, manfaat, atau statusnya (langka atau dilindungi). Karena berbasis situs web, maka kaum muda dari seluruh Indonesia dapat mengikuti kegiatan ini dengan mudah. Kegiatan Biodiversity Warriors ini dapat diikuti oleh kaum muda dengan rentang usia 17 – 30 tahun
“Workshop ini menjadi spesial karena materinya dirancang secara khusus oleh ahli di bidangnya agar para Biodiversity Warriors Pioneer mampu menjadi agen perubahan dalam pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia,” kata Rosyid Hakim, Communication Officer Yayasan KEHATI.
“Kita mengetahui bahwa keanekaragaman hayati Indonesia begitu besar dari sisi jumlah spesies maupun genetiknya. Keanekaragaman hayati Indonesia bagaikan raksasa yang sedang tidur. Menurut saya kegiatan Biodiversity Warrior yang digagas oleh Yayasan KEHATI ini merupakan upaya yang jitu untuk dapat mendorong keterlibatan generasi muda mengungkapkan potensi sangat besar itu,” kata Dedy Darnaedi, ahli dari Pusat Penelitian Biologi LIPI, selaku salah satu narasumber pakar yang menyampaikan materi dalam workshop.
Materi tentang fotografi kehidupan liar dipaparkan oleh Riza Marlon, yang menekankan pentingnya mendokumentasikan keanekaragaman hayati Indonesia, terlebih saat ini tingkat kerusakan alam yang terjadi begitu cepat. Penjelasan para pakar ini menjadi modal awal bagi peserta.
“Saya bangga terpilih menjadi Biodiversity Warriors Pioneer dan sangat senang dapat hadir dalam workshop ini. Materi-materi yang diberikan sangat bermanfaat dan merupakan tantangan untuk dapat mempraktikkan,” kata Deedee Alfarishy, seorang Biodiversity Warriors Pioneer dari Universitas Indonesia.
“Selain itu dengan keterlibatan saya di sini, saya juga bisa bertemu banyak teman baru dari universitas berbeda, yang memiliki visi yang sama dalam pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia,” pungkasnya.