Wilayah DKI Jakarta masih miskin pohon. Terbukti dari 10 juta kebutuhan pohon, DKI hanya memiliki enam juta pohon berumur 15 tahun ke atas. Kondisi itu diperparah dengan tidak berjalannya identifikasi dan penebangan pohon atas nama pembangunan, membuat jumlah pohon terus berkurang.Menurut pengamat perkotaan Nirwono Joga, Selasa (27/5), idealnya jumlah pohon berumur 15 tahun dengan diameter 30-50 sentimeter seimbang dengan jumlah penduduk Jakarta. Padahal, jika merujuk data Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta 2010, jumlah pohon dengan diameter 30-50 sentimeter hanya ada enam juta batang.”Artinya, jika penduduk Jakarta sekitar 10 juta jiwa, jumlah pohon masih kurang empat juta batang. Hitungan ini belum membandingkan jumlah kendaraan yang terus bertambah setiap tahun. Di satu sisi, jumlah pohon terus berkurang akibat pembangunan,” kata Nirwono saat dihubungi, di Jakarta.Sebagai informasi, tahun ini demi memuluskan proyek mass rapid transit (MRT) di sepanjang Jalan Fatmawati, Sisingamangaraja, Sudirman, dan MH Thamrin, sedikitnya 1.099 pohon dalam proses penebangan.Sementara itu, pantauan Kompas, beberapa proyek pembangunan swasta juga membuat pohon layu, bahkan mati. Di Jalan KH Mas Mansyur, misalnya, belasan pohon dengan beragam diameter tidak terurus, daun habis, atau hanya tinggal batang.Padahal, ujar Nirwono, pohon tidak hanya bermanfaat untuk mengurangi polusi. Semakin banyak pohon akan berdampak baik terhadap kualitas kesehatan, psikologis, ataupun lingkungan itu sendiri.Berbagai penelitian membuktikan, 1 hektare ruang terbuka hijau yang ditumbuhi sekitar 16 pohon besar menghasilkan 0,6 ton oksigen untuk 1.500 penduduk per hari dan menyimpan 900 meter kubik air tanah per tahun. Selain itu, mampu menurunkan suhu 5°C-8°C dan meredam kebisingan 25-80 persen.Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Nandar Sunandar mengatakan, jumlah pohon berumur 15 tahun ke atas terus berkurang karena areanya digunakan untuk proyek pemerintah dan swasta. Namun, menurut rencana, semua pohon itu akan diganti dengan pohon-pohon baru.”Kami akan mulai menginventarisasi pohon yang ada di seluruh Jakarta. Hal ini untuk mengetahui secara pasti jumlah pohon, jenis, dan letaknya,” kata Nandar.Selain inventarisasi, lanjut Nandar, pihaknya juga akan melakukan registrasi dengan sistem geographic information system (GIS) yang lengkap dengan titik koordinat pohon. Dengan demikian, tidak hanya letak pohon, tetapi penyakit pohon juga bisa diketahui.Taman lingkunganSementara itu, guna mengantisipasi kerawanan sosial, Pemprov DKI Jakarta mempercepat pembelian lahan untuk pembuatan taman di lingkungan kumuh. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, diperlukan dana sekitar Rp 3 triliun untuk membangun taman-taman yang dilengkapi sarana olahraga, seperti badminton, bola basket, dan bola voli.”Kalau ada taman di tengah kampung, kan, enak. Taman ini untuk mengatasi konflik sosial, salah satunya perkelahian antarwarga yang terjadi karena mereka kelebihan energi. Maka kami bikin tempat olahraga,” ujarnya.Menurut rencana, taman itu akan dibuat di wilayah rukun warga (RW) yang paling rawan masalah sosial, antara lain di Kampung Rawa, Tanah Tinggi, Penjaringan, Kampung Melayu, dan Manggarai. Pemprov DKI Jakarta bersedia membeli tanah atau rumah tua milik warga dan mengubahnya menjadi taman.