Bupati Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Gidion Mbiliyora mengatakan, saat ini di wilayahnya kehabisan masker untuk menutupi hidung dan mulut akibat hujan abu vulkanik dari letusan gunung Sangaengapi di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (30/5).
"Kita sudah bagi-bagikan masker kepada masyarakat terutama anak sekolah. Tapi karena terbatas maka masker yang tersedia di Kota Waingapu habis. Jumlah warga di Waingapu saja lebih dari 50.000 orang, belum lagi lima kecamatan lainnya yang kena abu. Kita sudah pesan di Kupang," kata Gidion di Waingapu, Sabtu (31/5).
Ia mengatakan, ada enam kecamatan di wilayahnya yang terpapar abu vulkanik. Selain membagikan masker, kata Gidion, pemerintah kabupaten telah menyiagakan rumah sakit umum daerah setempat untuk menjaga kalau ada warga yang terkena dampak.
"Sampai sejauh ini, belum ada kerusakan tanaman maupun rumah atau warga yang terkena gangguan saluran pernapasan namun begitu kita tetap akan selalu waspada," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, hujan abu vulkanik akibat meletusnya Gunung Sangeangapi di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Jumat petang, menyebar hingga ke Desa Palakahembi, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur. Warga dikejutkan dengan hujan abu yang menerpa Desa Palakahembi pada pukul 22.00 Wita.
"Kami baru pulang doa rosario dan rasa ada hujan abu begitu. Kami coba cek ternyata betul, dan masih hujan abu sampai sekarang," kata Yohanes Hede, warga Desa Palakahembi, Jumat malam.
Menurut Yohanes, warga yang baru kali pertama melihat hujan abu lantas panik, apalagi setelah warga mendapati banyak tumpukan abu di atas seng rumah, lalu sebagian lagi menempel di tanaman dan jemuran.
"Sampai sekarang hujan abu masih berlangsung," ujarnya.