Kepala Dinas Kesehatan (Kadis) Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Messe Ataupah, mengaku tidak percaya dengan kabar tentang ibu yang melahirkan seekor tokek di Kampung Oemolo, Desa Oenuntono, Kecamatan Oemofa, Kabupaten Kupang, Jumat (30/5).
Menurut Messe, hal itu aneh dan tidak akan mungkin terjadi secara medis sehingga saat ini dirinya masih berusaha untuk melakukan klarifikasi dengan pasien maupun bidan yang menanganinya.
"Memang saya belum bertemu untuk klarifikasi langsung dengan bidan tersebut, tetapi tampaknya ada yang tidak normal atau sedikit keanehan karena secara medis itu tidak mungkin terjadi," kata Messe, Sabtu (31/5) malam.
Bahkan Messe menuding kandungan pada pasien itu tidak terisi apa pun alias kosong sehingga dirinya sudah melakukan koordinasi dengan Ikatan Bidan Indonesia untuk mengecek langsung ke lokasi.
"Pada prinsipnya ada yang salah di sini. Entah sengaja atau tidak, saya mesti harus cek ini. Yang jelas kandungannya pasti kosong, dan untuk kejadian kehamilan seperti ini biasanya dinamakan Pseudocyesis atau hamil palsu sehingga kalau dibilang tokek yang keluar, ini saya kira ada permainan tertentu yang secara medis itu tidak mungkin karena beda genus antara manusia dan reptil sangat jauh," tambahnya.
Sebelum diberitakan, Debi Nubatonis (bukan Nelci Nubatonis), warga Kampung Oemolo, Desa Oenuntono, Kecamatan Oemofa, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Jumat (30/5) pagi, melahirkan seekor tokek.
Proses persalinan Debi dibantu oleh seorang bidan Puskesmas Oenuntono yang bernama Josephine Lydia Hellen Wadu di rumah Nelci. Josephine Lydia Hellen Wadu, Jumat (30/5) sore, mengatakan, proses persalinan terpaksa dilakukan di rumah pasien karena jarak perjalanan ke puskesmas memakan waktu sekitar empat jam.
"Proses melahirkan tadi pagi pukul 05.30 WITA. Kandungannya juga sudah berusia delapan bulan. Saat melahirkan, tidak tahu juga, tiba-tiba keluar lendir darah bersamaan dengan tokek itu," ungkapnya.
Josephine pun sempat terkejut karena baru melihat kejadian itu. Karena aneh dengan kejadian tersebut, ibu dan tokek itu kemudian dibawa ke Puskesmas Oenuntono pada siang hari sekitar pukul 14.30 WITA.
"Kita juga tidak menanyakan kepada pasien kenapa bisa terjadi seperti ini. Namun, informasi dari warga di sekitar sini yang mengenal pasien menyatakan kalau selama ini kemungkinan mereka bertapa," ujar Josephine.
Pasien sendiri, lanjutnya, mempunyai suami bernama Wempi Loasana dan anak tokek ini adalah anak ketiga dari pasangan tersebut.