Taipan Coklat Terpilih Menjadi Presiden Ukraina

By , Senin, 9 Juni 2014 | 12:01 WIB

Pemilu yang digelar 25 Mei lalu mengantarkan taipan coklat Petro Poroshenko terpilih menjadi Presiden Ukraina.

Petro Poroshenko yang memiliki perusahaan coklat terbesar di Ukraina meraup 54,7 persen suara dari 21 kandidat dan mengalahkan mantan Perdana Menteri Yulia Tymoshenko yang "hanya" memperoleh 12,9 persen suara.

Poroshenko baru akan membacakan sumpah sebagai presiden Ukraina pada Minggu (8/6). Keunggulan telak Poroshenko merupakan fenomena yang mengejutkan mengingat dia bukan seorang politisi tulen seperti Tymoshenko.

Pengusaha yang maju dari jalur independen ini tercatat “hanya” berpengalaman menjabat sebagai menteri luar negeri dan menteri perdagangan.

Di pemerintahan, Petro Poroshenko pun lebih dikenal sebagai teknokrat dibanding politisi.

Sehari-hari, rakyat Ukraina lebih mengenal Poroshenko sebagai “raja coklat” yang baik dan rendah hati. Berbeda dengan konglomerat lain yang terkenal korup, Poroshenko membangun bisnisnya dari bawah tanpa kolusi dan nepotisme dengan pemerintah.

Pabrik coklatnya menggaji karyawan dengan baik dan memiliki standar keamanan yang tinggi. Sosok yang berasal dari wilayah selatan Ukraina ini dikenal sebagai sosok pragmatis dan kompromis; karakter yang krusial bagi Ukraina—yang tengah dijepit kepentingan Uni Eropa dan Rusia.

Jenuh dengan politisi lama yang terlalu ideologis dan pro-salah satu kubu seperti Tymoshenko, analisis menunjukkan rakyat Ukraina lebih menyukai sosok fleksibel seperti Poroshenko untuk menangani krisis politik berkepanjangan ini.

Hal terpenting lainnya adalah Poroshenko merupakan pendukung Revolusi Oranye namun juga sahabat dari presiden terguling Victor Yanukovich. Sehingga, Poroshenko diyakini mampu diterima kubu pro-Uni Eropa dan pro-Rusia.

“Saya dikenal sebagai pendukung kuat Uni Eropa, namun penting bagi Ukraina untuk juga memperbaiki hubungan dengan Rusia, Ukraina membutuhkan hubungan yang setara dengan Rusia, hubungan yang tidak mengganggu persahabatan dengan Uni Eropa,” katanya.

Poroshenko menekankan hubungan buruk dengan negeri "Beruang Merah" berpotensi membahayakan keselamatan rakyat Ukraina. Analis politik Vadim Karasyov memuji Poroshenko sebagai sosok rasional yang mau bernegosiasi.