Melimpahnya potensi panas bumi di Indonesia belum banyak termanfaatkan. Beragam kendala yang disebut sebagai alasan, disebut bukan tanpa solusi.
"Di Indonesia baru ada sekitar 1.300 (fasilitas energi berbasis biotermal), padahal pada 2000 diharapkan bisa mencapai 5.000 titik," kata Vice President International Geothermal Association, Herman Darnel Ibrahim, dalam workshop Panas Bumi di Bandung, Jawa Barat, Rabu (11/6).
Herman tak menampik belum termanfaatkannya secara optimal potensi panas bumi merupakan fenomena umum di dunia. Padahal, ujar dia, pemanfaatan panas bumi dapat menguntungkan walau proses untuk menghasilkan energi dari potensi ini butuh waktu lama.
Menurut Herman, kendala penguasaan energi panas bumi dapat diselesaikan selama aturannya jelas, perusahan energi mengetahui aturan yang jelas itu, dan pemerintah daerah mendapatkan royalti yang pantas.
"Kegagalan bisa jadi karena perusahaan tidak punya dana untuk melakukan eksplorasi yang mahal. Karena itu, bisa dimintakan ketika mulai tender perusahaan peserta tender harus memiliki dana yang cukup, sehingga bisa langsung bergerak tanpa mencari dana lagi," ujar Herman.
Lalu, bila harga listrik dari pengusahaan panas bumi ternyata lebih mahal daripada harga jual PLN, Herman menyarankan pemberian subsidi oleh pemerintah. "Subsidi untuk selisih harga jual ini," sebut dia.