Coral Day sebagai Momentum Penyelamatan Terumbu Karang

By , Senin, 16 Juni 2014 | 21:47 WIB
()

Sabtu pagi, 14 Juni 2014, ada yang berbeda di Desa Lihunu, Pulau Bangka, Sulawesi Utara. Yang biasanya sepi, terlihat ramai.

Desa Lihunu adalah lokasi puncak perayaan Coral Day. Pertunjukan kesenian tradisional, bersih-bersih pantai, bersih-bersih bawah laut, instalasi karang adopsi untuk kebun karang, panggung boneka dan lomba menggambar untuk anak-anak, pemutaran film, lomba balap perahu, lomba tarik tambang perahu, konser mini, dan berbagai acara seru lainnya diselenggarakan dalam rangkaian Coral Day.

Coral Day merupakan sebuah gerakan yang diinisiasi oleh beberapa aktivis lingkungan dari berbagai organisasi dan ditetapkan akan dirayakan setiap 8 Mei.

Pulau Bangka didaulat menjadi lokasi untuk puncak perayaan tahun ini. Mungkin Pulau Bangka yang dikenal orang adalah pulau yang ada di bagian barat Indonesia. Namun sebenarnya di Sulawesi juga terdapat Pulau Bangka, yang merupakan salah satu destinasi wisata selam penuh keindahan.

Lumba-lumba, dugong, kuda laut pigmy, frog fish, dan penyu merupakan beberapa hewan yang banyak ditemui di perairan Kepulauan Kita Bangga (Kinabuhutan, Talise, Bangka, dan Gangga).

Ilustrasi (Thinkstockphotos)

Tommy Mananggung dari Suara Pulau sebagai Koordinator Coral Day Pulau Bangka mengatakan, ”Kami menyambut baik inisiatif Coral Day dan menyelenggarakan acara ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya terumbu karang dan laut kita. Di Manado banyak acara international tentang laut tapi belum ada implementasi yang dirasa bisa langsung berdampak. Melalui pembuatan kebun karang pada Coral Day diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan dan penduduk pulau karena mereka diharapkan menjadi aktor yang merawat dan mengelola kebun ini. Masyarakat juga kami ajak untuk mengenal terumbu karang lebih dekat dengan cara yang menyenangkan.”

"Kami berharap bisa memberdayakan kelompok nelayan lokal untuk pelestarian terumbu karang dan laut. Keberhasilan model pengelolaan seperti yang diinisiasi pada Coral Day ini dapat menjadi wajah pengelolaan pulau-pulau kecil dan wilayah pesisir di Indonesia sebagai daerah yang sangat rentan,” kata Ery Damayanti dari Telapak, salah satu organisasi inisiator Coral Day. 

Coral Day pertama kali diselenggarakan pada tahun 2010 di Bali. Coral Day merupakan ajakan bagi semua orang untuk mengenal terumbu karang dan melakukan aksi penyelamatan.

Kepulauan Kita Bangga (Kinabuhutan, Talise, Bangka, Gangga) merupakan perairan seluas 294 kilometer persegi merupakan daerah strategis dan daerah yang sering dilintasi hewan mamalia seperti lumba-lumba dan dugong yang unik dengan daerah padang lamun yang luas. Kepulauan Kita Bangga juga bagian dari Sulu Sulawesi Marine Ecoregion.

“Kami juga melihat Pulau Bangka sebagai lokasi yang strategis karena potensi lautnya yang kaya dan statusnya sebagai pulau kecil sehingga perlu ada kesadaran masyarakat untuk melestarikan terumbu karang demi kehidupan mereka di masa depan,” tambah Ery.