150 Tahun, Kereta Api Terkalahkan Otomotif

By , Selasa, 17 Juni 2014 | 15:12 WIB

Sejarah perkeretaapian Indonesia diawali pada 17 Juni 1864 di Jawa Tengah, ditandai dengan dibangunnya jalur rel sepanjang 25 kilometer yang menghubungkan Stasiun Samarang menuju Stasiun Tanggung di Grobogan.

(Baca dalam: Jejak Riwayat Kereta Api Pertama)

Stasiun Samarang adalah sepenggal kisah sejarah panjang perkeretaapian di Indonesia. Posisinya sebagai stasiun kereta api pertama tak kalah penting dengan dinamika perubahannya.

Memasuki usia 150 tahun, sarana transportasi massal ini tetap terkalahkan dibandingkan penggunaan lokomotif.

"Peringatan 150 tahun perkeretaapian dirayakan bersama dengan menumpang kereta api dari Stasiun Tawang, Semarang sampai Stasiun Tanggung. Hingga sekarang, perkeretaapian tidak banyak dikembangkan bahkan konsentrasi tiap kepala daerah justru mengarah pada pembangunan bandara dan jalan tol," ungkap dosen dan peneliti transportasi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno, Senin (16/6).

Subsidi pemerintah untuk bahan bakar minyak transportasi umum dan perseorang pun kontradiktif. Menurut Djoko, saat ini transportasi perseorangan mendapatkan subsidi 93 persen. Sebaliknya subsidi transportasi umum sangat kecil.

"Kebijakan transportasi tidak berpihak pada kepentingan rakyat banyak, tetapi lebih berpihak pada kepentingan industri otomotif," tambah Djoko.

Pembangunan perkeretaapian yang sudah berjalan 150 tahun kini justru dianggap mundur. "Jalur-jalur mati belum tanda-tanda untuk diaktifkan kembali," kata Djoko.

Pendidikan

Secara terpisah, Direktur Organisasi Menteri Pendidikan se-Asia Tenggara Bidang Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh (SEAMOLEC) Gatot Hari Priowirjanto menuturkan, kunjungan balasannya ke Institut Teknologi Perkeretaapian Nanjing, Tiongkok pada pekan lalu, membuahkan hasil. Di antaranya disepakati program awal beasiswa 20 lulusan Sekolah Menengah Kejuruan untuk menempuh studi di bidang tersebut.

"Di Tiongkok ada 20 institut di bidang teknologi perkeretaapian. Program beasiswa ini bermanfaat untuk perkembangan perkeretaapian Tanah Air," kata Gatot.

Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan menyambut. Ia ingin mengetahui lebih jauh terhadap program beasiswa pendidikan perkeretaapian itu.