Berita penutupan kawasan lokalisasi prostitusi Dolly di Surabaya ternyata tak hanya menarik bagi media lokal dan nasional. Rencana penutupan yang akan dicanangkan Rabu (18/6) malam nanti itu pun menarik perhatian dunia.
Setidaknya ada tujuh media asing menurunkan timnya untuk meliput penutupan Dolly sejak, Selasa kemarin. Ketujuh perwakilan media cetak dan elektronik dari Belanda, Australia, Amerika, Aljazair, Inggris, Tiongkok, dan Malaysia.
Data itu diungkapkan Koordinator Front Pekerja Lokalisasi (FPL), Pokemon, yang sudah menghubunginya untuk mengonfirmasi rencana peliputan. "Sepekan sebelum penutupan mereka sudah konfirmasi ke saya," kata Pokemon di Posko pekerja Dolly, siang tadi.
Kondisi itu dinilainya wajar, karena Dolly merupakan kawasan pelacuran terbesar terbesar di Asia Tenggara. Terlebih rencana penutupan itu diidentikan dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). "Isu HAM kan menjadi isu seksi bagi media asing," kata dia.
Hingga siang ini, para tim media asing itu terlihat berkeliling mengambil gambar dan mewawancarai pekerja Dolly dengan didampingi seorang guide dari WNI. Sebagian dari mereka bahkan bermalam di sekitar lokalisasi untuk mengambil suasana malam di Gang Dolly.
Hari ini, Menteri Sosial Salim Segaf Aldjufri dijadwalkan memimpin deklarasi penutupan Dolly di Gedung Islamic Center yang lokasinya tidak jauh dari komplek lokalisasi. Sementara pekerja Dolly menyiapkan aksi penolakan atas deklarasi tersebut sejak pagi hari.