Biodiversity Warriors, Anak Muda Peduli Lingkungan

By , Kamis, 19 Juni 2014 | 07:00 WIB

Rabu sore (18/6), Yayasan KEHATI meluncurkan program Biodiversity Warriors, yaitu gerakan anak muda peduli lingkungan.  Bila Anda berusia antara 17 – 30 tahun, memiliki ketertarikan yang besar terhadap keanekaragaman hayati Indonesia, gemar berbagi informasi berupa tulisan atau artikel, foto dan video serta aktif di dunia maya, silakan bergabung. Manfaat yang dapat dipetik antara lain: diajak menjelajahi daerah dengan kekayaan keanekaragaman hayati di Indonesia dan diganjar pendanaan untuk mewujudkan projek pelestarian alam dan budaya.

“Teknologi akan menyatukan kita dalam menghadapi tantangan tentang keanekaragaman hayati. Bukan hanya flora dan fauna, tetapi dari aspek lingkungan, ekonomi dan budaya serta keterkaitannya,” ujar Erna Witoelar, pendiri Yayasan Kehati dalam peluncuran Biodiversity Warriors di At America, Pacific Place, Jakarta. “Inti dari Biodiversity Warriors adalah mengangkat pangan, energi, kesehatan dan air (PEKA) sebagai bagian dari keanekaragaman hayati dan nantinya dapat dikaitkan dengan keanekaragaman budaya. Contohnya dukungan terhadap budidaya bambu. Ia berperan dalam seni musik atau kesenian, pengobatan dan konservasi. Inilah yang perlu kita tonjolkan.”

Erna menandaskan bahwa Biodiversity Warriors juga perlu jaga mata dan telinga, agar kekayaan alam dan budaya kita tidak dicuri. “Walau pelan-pelan, sudah terjadi pengambilan atas keanekaragaman hayati kita,” lanjutnya seraya mencontohkan pemandu wisata yang dengan kesadaran penuh melaporkan kepada yang berwajib bahwa ada pejalan asing asal Asia membawa beberapa keanekaragaman hayati dari sebuah destinasi wisata di negeri kita.  “Hal ini tidak perlu ditangisi berlama-lama, tetapi bagaimana caranya merestorasi agar kembali seperti sedia kala.”

Dalam peluncuran ini, ditampilkan lima mahasiswa dari perguruan tinggi berbeda: yaitu Universitas Islam Negeri, Institut Pertanian Bogor, Universitas Indonesia, Universitas Nasional dan Universitas Negeri Jakarta sebagai wakil pembicara tentang keanekaragaman hayati Indonesia serta langkah untuk melestarikannya. Ubi alabio sebagai bahan pengganti pangan beras, mengkudu dan belimbing untuk obat-obatan sampai perairan Indonesia untuk ekowisata dipaparkan menarik. Sementara talk show tentang inovasi kaum muda berkait lingkungan hidup juga disampaikan beberapa saat kemudian (baca artikel selengkapnya di sini).

Dengan peluncuran ini, diharapkan masyarakat sadar tentang alam dan budaya negeri kita, serta semangat untuk ikut menjaganya. Terlebih kaum muda, dengan kegemaran berpartisipasi di media sosial serta menggemari bermacam gadget. Dari cyber activist, mereka akan tergerak menjadi citizen scientist. Bergabunglah segera di www.biodiversitywarriors.org