Siapa Mereka, Tes DNA Singkap Asal Usul Misterius Orang Etruria Kuno

By Utomo Priyambodo, Rabu, 29 September 2021 | 18:34 WIB
Kepala terakota pemuda laki-laki Etruria, dengan satu tanpa kepala dan yang lainnya mengenakan helm, abad ke-3–2 SM. (Metropolitan Museum of Art, New York City)

Nationalgeographic.co.id—Hasil tes DNA akhirnya mengakhiri perdebatan tentang asal usul atau spekulasi dari tempat mana orang-orang Etruria kuno. Sisa-sisa peradaban Etruria kuno ini telah ditemukan di Italia bertahun-tahun lalu.

Menurut data genom yang berusia hampir 2.000 tahun, yang dikumpulkan dari 12 situs di seluruh Italia, orang-orang misterius ini tidak beremigrasi dari Anatolia, wilayah yang sekarang menjadi bagian dari Turki. Mereka ternyata berbagi warisan genetik dengan orang-orang yang tinggal di dekatnya di Roma kuno.

Mereka semua adalah keturunan dari para penggembala yang pindah ke wilayah tersebut dari stepa selama Zaman Neolitik dan Perunggu Akhir. Mengingat bahwa stepa dianggap sebagai tempat asal bahasa Indo-Eropa, temuan ini menyorot misteri orang-orang Etruria lainnya, yakni terkait bahasa non-Indo-Eropa mereka yang berhasil bertahan selama berabad-abad meski sekarang sudah punah.

Ilustrasi analisis DNA. (Max Planck Institute Evolutionary Anthropology)

"Kegigihan linguistik ini, dikombinasikan dengan pergantian genetik, menantang asumsi sederhana bahwa gen itu setara dengan bahasa," kata antropolog David Caramelli dari University of Florence di Italia, seperti dikiutip dari Science Alert.

Ada banyak hal yang tidak kita ketahui tentang orang-orang Etruria. Beberapa bukti kehadiran mereka tetap ada dan jelas. Kaita tahu mereka adalah pengrajin yang luar biasa, pekerja logam yang terampil, dan canggih secara politik. Tetapi kita hanya memahami sebagian bahasa mereka yang telah punah, yang membuat pencarian asal-usul mereka menjadi rumit, terutama karena tidak adanya bukti genetik yang kuat.

Satu aliran pemikiran, yang diperjuangkan oleh sejarawan Yunani Herodotus, adalah bahwa orang-orang Etruria bermigrasi ke Italia dari Anatolia atau Aegea, dan bahwa budaya mereka diturunkan dari Yunani. Penafsiran ini tidak disukai oleh para ilmuwan modern. Para arkeolog telah menemukan sangat sedikit bukti yang mendukung migrasi tersebut.

Baca Juga: Hasil Analisis Kerangka Misterius: Sejarah Jepang Perlu Ditulis Ulang

Mars Todi, perunggu, sekitar 400 SM. Patung perunggu prajurit Etruria, hampir seukuran aslinya, produk dari bengkel di Orvieto. Prajurit itu memakai kuiras dan pernah memegang patera di tangan kanannya dan tombak di tangan kiri. Prasasti dalam huruf etruska menyatakan bahwa Ahal Trutitis mendedikasi (Wikimedia Commons)

Pilihan lainnya adalah bahwa peradaban Etruria muncul dari penduduk asli yang telah menetap di wilayah tersebut –yang dikenal sebagai peradaban asli.

Dipimpin oleh antropolog Cosimo Posth dari University of Tübingen di Jerman, tim peneliti internasional yang besar berusaha untuk mengungkap misteri ini dengan mempelajari DNA purba. Mereka mengumpulkan sampel genetik dari 82 individu yang mencakup rentang waktu dari 800 Sebelum Masehi hingga 1000 Masehi di seluruh Etruria dan Italia selatan, dan membandingkannya dengan DNA dari populasi kuno dan modern lainnya.

Mereka menemukan bahwa orang-orang Etruria berbagi profil genetik dengan populasi tetangga, seperti orang-orang Latin yang menghuni Roma pada waktu yang sama, meskipun kedua kelompok tersebut memiliki perbedaan bahasa dan budaya yang signifikan.

Baca Juga: Misteri Mumi Mesir Berusia 4.000 Tahun Terpecahkan Berkat Bantuan FBI

Menelaus dan Meriones mengangkat mayat Patroclus di atas kereta sementara Odysseus (di sebelah kanan, mengenakan topi pilos dan perisai). Guci pualam, karya seni Etruria, abad ke-2 SM. (Museo Nazionale Archeologico Nazionale, Florence.)

Seperti kebanyakan populasi Eropa lainnya, sebagian besar profil genetik ini dapat dikaitkan dengan nenek moyang yang berhubungan dengan stepa. Tidak jelas bagaimana perbedaan yang signifikan muncul antara orang-orang Etruria dan tetangga mereka itu.

Namun, bahasa Etruria tidak sepenuhnya unik. Itu milik kelompok yang diusulkan yang disebut sebagai rumbuh bahasa Tirenia, yang semuanya punah. Kelompok bahasa ini termasuk Raetik yang pernah diucapkan di Pegunungan Alpen, dan Lemnos dari Pulau Lemnos di laut Aegea.

Ini bisa menunjukkan bahwa bahasa-bahasa ini mungkin telah menyebar melalui ekspansi laut dari Mediterania, tetapi profil genetik orang-orang Etruria tidak menunjukkan bukti asal usul ini. Sebaliknya, para peneliti menyarankan, mungkin bahasa Tirenia menyebar dari Etruria sebagai titik asal. Penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk memastikan hal ini.