Apabila seseorang cukup 'banci atensi' di media sosial, jagalah supaya kecenderungan itu tidak sampai menyimpang seperti seorang mommy blogger yang menyebabkan kematian tragis putranya sendiri. Kasus ini terjadi di New York, Amerika Serikat.
Lacey Spears (26), baru-baru ini ditangkap karena membunuh anaknya, Garnett (5). Selasa (17/6), Spears memberikan pembelaan "tidak bersalah" terhadap tuntutannya di Pengadilan Tinggi Westchester, Westchester County.
Bocah lelaki pirang menggemaskan bermata-biru itu meninggal di sebuah rumah sakit di New York, pada 23 Januari lalu — diduga akibat keracunan sodium.
Jaksa penuntut telah menyelidiki kasus tersebut sejak kematian anak balita itu dinyatakan sebagai sebuah pembunuhan pada tanggal 30 April. Sebab kematian Garnett adalah sodium dalam jumlah mematikan yang ditemukan di darahnya.
“Pihak berwenang (para polisi) menuduh bahwa ia diam-diam memberikan dosis garam berlebihan di kamar mandi RS, melalui tabung yang langsung ke perut anak itu, sudah dipakai beberapa waktu. Ibu ini dengan sengaja meracuni anaknya,” ungkap Asisten Jaksa Wilayah Doreen Lloyd, dalam argumennya saat dakwaan.
Lloyd menambahkan bahwa Spears juga telah mencari tahu dari internet apa efek garam dalam jumlah besar.
Julukan "mommy blogger" menjadi kontroversi karena dianggap kurang tepat oleh sebagian pihak. Ini mengarah pada aktivitas blogging sifat apa yang dilakukan Spears, benarkah atau aktivitas di dunia maya biasa saja? Ada pula sejumlah perdebatan, kritik pada media yang menggunakan sebutan "mommy blogger".
Tetapi, yang jelas, selama bertahun-tahun Lacey Spears membagi di blog pribadi serta akun media sosialnya kisah memilukan anak tercinta yang seakan-akan selalu memburuk kondisi fisiknya.
Banyak sekali catatan Garnett keluar-masuk rumah sakit, dan ia memuji-muji keberanian dan keteguhan hati anak ini.
Sebagaimana umumnya orangtua yang memiliki anak sakit sangat mudah memancing rasa simpati publik, posting-posting itu berbuah simpati pengikut blognya, Spears pun menuai atensi dari lingkar pertemanan daringnya.
Hingga pada Januari 2014, setelah beberapa tahun terus mempublikasikan perjalanan Garnett, Spears yang merupakan ibu tunggal tersebut kembali memposting pada laman Facebook-nya, foto-foto penderitaan Garnett yang tampak sedang berjuang mati-matian, berbaring di ranjang rumah sakit. Tidak lama kemudian, anaknya mengalami koma lantas meninggal dunia.
Ia menuliskan tentang ketegaran sang anak melawan penyakit, tetapi penyelidik kepolisian mencurigai ia sengaja membunuh anaknya pelan-pelan, untuk mendapatkan atensi.
Persidangan kasus ini masih berlangsung. Spears diperkirakan akan kembali disidangkan di pengadilan pada 2 Juli. Ia didakwa dengan tuntutan pembunuhan keji (jenis tuntutan yang lebih sering diajukan untuk kasus pembunuhan karena kelalaian ekstrem daripada pembunuhan berencana) tingkat dua dan pembunuhan tak berencana tingkat satu dengan hukuman minimal 25 tahun penjara sampai seumur hidup.