Jumlah penduduk Jepang menurun 243.684 orang tahun ini dibandingkan tahun lalu, sehingga menjadi hanya 126.434.964 jiwa saja. Penurunan ini terjadi selama lima tahun berturut-turut. Dan, bahkan sejak 2009 merosot terus hingga kini.
Demikian diungkapkan kementerian dalam negeri Jepang (Ministry of Internal Affairs and Communication/MIAC), pada Rabu (25/6).
Penurunan jumlah penduduk Jepang rata-rata 10 persen di berbagai daerah. Namun, khusus untuk Tokyo tahun ini meningkat 0,53 persen karena jumlah penduduk di Tokyo saat ini tampaknya semakin padat. Tokyo disebutkan "over-concentration" oleh MIAC.
Jumlah yang meninggal tahun lalu mencapai 1.267.838 jiwa berdasarkan survei per 1 Januari 2014. Jumlah tersebut meningkat 955 orang dibandingkan tahun 2013. Jumlah yang meninggal bertambah terus, tujuh tahun berturut-turut.
Sementara yang lahir malah semakin berkurang juga. Kini hanya 237.450 bayi lahir per tahun.
Jumlah populasi usia 65 tahun tinggi sekali mencapai 24,98 persen dari jumlah populasi. Usia muda dan pekerja antara 15 sampai 64 tahun menunjukkan terus pengurangan selama 14 tahun terakhir ini dan kini hanya mencapai 61,98 persen.
Umumnya penduduk Jepang menghuni Kota Tokyo, Nagoya dan daerah Kansai, jumlahnya 50,93 persen. Khusus yang berdomisili diTokyo meningkat 0,24 persen, sedangkan di wilayah lain jumlah penghuninya menurun.
Penurunan jumlah penduduk di daerah, masing-masing sebagai berikut: di Aomori dan Akita (berurut, menurun 1,23 persen dan 1,02 persen). Di Yamagata (menurun 0,96 persen). Paling parah (level perkotaan) paling banyak penurunan di Kota Yubari Hokkaido, menurun 4,02 persen. Kota Yubari adalah kota yang memiliki buah melon paling enak dan paling mahal di dunia.
Untuk level pedesaan, khususnya Desa Onagawa di perfektur Miyagi, menurun 6,64 persen. Demikian pula untuk perfektur Nara khususnya Desa Nosegawa menurun cukup besar mencapai 6,26 persen.