Masyarakat Mentawai Terbuka pada Pengobatan Modern

By , Kamis, 26 Juni 2014 | 19:30 WIB
()

Langkah kaki saya terasa sangat berat menapaki jalan berlapis semen di Desa Madobag, Pulau Siberut, Mentawai, Sumatra Barat siang itu. Saya baru berpamitan dengan orang tua angkat saya, Aman Aila Manai dan keluarganya, beserta segenap warga Madobag.

Aman Aila Manai adalah seorang Sikerei yang dihormati di Pulau Siberut. Bagi masyarakat Mentawai, peran Sikerei sangatlah penting. Mereka berperan sebagai 'dokter' bagi masyarakat Mentawai yang memang masih hidup dengan keterbatasan layanan kesehatan.

(Dok. KompasTV)

Perjalanan saya ke Mentawai mempertemukan saya dengan beberapa orang Sikerei. Namun Aman Aila Manai beserta keluarganya meninggalkan kesan yang mendalam bagi saya. 

Saat saya duduk bersisian dengan beliau dan berbincang tentang metode pengobatan yang biasa beliau praktikkan, saya menyadari kesamaan yang kami miliki. Kami sama-sama berusaha membuat para pasien kami terlepas dari penyakit dan membuat kualitas kesehatan mereka meningkat. Bedanya, beliau terbuka pada kedokteran modern, sebuah bentuk terapi yang asing baginya. Sementara saya tidak terbuka dengan metode pengobatan beliau.

Saya yakin, sedikit sekali dokter yang mempercayai metode pengobatan lain di luar terapi medis konvensional yang kami yakini dan imani.

Bukan bentuk terapi yang dipraktikkannya yang membuat saya merenung, tapi keterbukaan mereka terhadap dunia pengobatan modern. Betapa mereka menyadari keterbatasan pengobatan mereka dan adanya bentuk pengobatan lain yang mungkin memberikan hasil yang lebih baik dari metoda yang mereka kenal, menurut saya adalah sikap baik yang layak ditiru. Kami, para dokter, seringkali lupa akan hal penting tersebut.          

Kami cenderung menutup mata akan adanya pengobatan lain yang efektif di luar pengobatan modern yang kami tawarkan. Padahal, tubuh manusia begitu rumit dan sampai saat ini, dunia kedokteran modern pun, masih terus berusaha menjawab berbagai misteri tubuh manusia.

Ego kami sebagai dokter terus terang tersentil bila mendengar ada pasien kami yang pulih melalui terapi alternatif. Tapi Mungkin ada baiknya bagi kami, jika kami kemudian menjadi terpicu untuk mencari tahu dan belajar lebih lanjut tentang terapi-terapi alternatif yang banyak ditawarkan di luar sana.

Sehingga kami dapat memberi pengertian yang baik kepada para pasien kami tentang terapi-terapi tersebut, dengan tetap berkiblat pada terapi medis konvensional.

Seandainya pun ada terapi alternatif yang bersifat 'ngawur' tetap diyakini dapat menyembuhkan oleh masyarakat, maka saatnya bagi kami—para dokter—untuk merendahkan hati dan mengevaluasi ulang kualitas pelayanan kesehatan yang kami miliki dan terapkan selama ini, yang menyebabkan hilangnya kepercayaan masyarakat kepada terapi medis konvensional dan berpaling kepada terapi sembarang tersebut.

Saya meninggalkan Mentawai sore itu dengan secercah pencerahan baru akan profesi yang begitu saya banggakan, demi dapat memberikan bentuk pelayanan kesehatan yang optimal bagi kesehatan masyarakat, sembari terus berharap pelayanan kesehatan yang didapatkan masyarakat di Mentawai dapat terus membuat mereka percaya akan bentuk terapi yang kami berikan, sehingga kualitas kesehatan mereka menjadi lebih baik.

_______________________________Melalui program dokumenter, "Doctors Go Wild", Kompas TV mengajak dua dokter untuk mengeksplorasi berbagai tempat di pelosok Nusantara, melihat dan mempelajari berbagai tata cara serta keunikan pengobatan tradisional yang dilakukan masyarakat setempat.