Tak hanya pada gedung-gedung komersial pencakar langit, pusat belanja, dan perumahan di Indonesia, angka 4, 13, dan unsur 4 lainnya dihindari. Hal serupa juga terjadi di Sydney, Australia.
Greenland Group yang membangun Greenland Centre sebagai pencakar langit tertinggi di kota ini, meniadakan penomoran 14, 24, 34, 54, 64, dan 74 pada lantai-lantai tertentu. Jadi, ketinggian gedung yang semula diklaim mencapai 82 lantai, ternyata kenyataannya hanya 66 lantai.
Apa motivasi sang pengembang menghindari angka-angka tersebut?
Greenland Group merupakan pengembang yang berbasis di Tiongkok. Mereka secara hati-hati menghindari setiap referensi untuk angka empat. Bagi mereka, "empat" dan "kematian" memiliki tampilan dan pengucapan yang sama dalam bahasa Mandarin sebagai bahasa Nasional Tiongkok.
Menurut Managing Director Residential CBRE, David Milton, selain perkantoran, hunian vertikal pun dirancang tidak memiliki numerik 4.
"Tidak ada yang ingin mendapatkan surat ke nomor empat, setiap kali Anda mengeja nomor di pintu unit apartemen dan kedengarannya seperti 'kematian'. Empat adalah angka yang sangat buruk," kata David.
Penjualan melonjak
Penghilangan nomor berunsur 4 pada lantai-lantai tertentu itu ternyata mampu menggaet minat pembeli asing di Sydney, dan juga negara bagian New South of Wales secara umum. Dalam sembilan bulan, hingga Maret 2014, terdapat 5.245 persetujuan properti untuk pembeli asing dengan total nilai Rp 114,2 triliun.
Jumlah tersebut melonjak dari tahun sebelumnya, kurun 2012-2013 sebanyak 3.475 persetujuan dengan total nilai Rp 66,3 triliun.
Greenland Centre sendiri sangat populer di mata pembeli asing. Dari total 484 unit apartemen yang ditawarkan, terserap 85 persen atau sekitar 410 unit. Padahal harga termurah sekitar Rp 66,7 miliar per unit, dan termahal Rp 115,7 miliar per unit.
Bagaimana di Indonesia?
Menurut Direktur Utama Pollux Properties, Kenny Seraphine, penghilangan angka berunsur 4 pada gedung-gedung tinggi dan komersial lebih kepada belief, atau kepercayaan.
"Itu hanya soal belief. Itu karena orang percaya hongsui. Jadi, angka-angka tersebut dianggap kurang bagus untuk peruntungan. Tidak ada hubungannya dengan keselamatan dan keamanan bangunan gedung," ujar Kenny, Senin (30/6).
Kenny menambahkan, salah satu gedung pencakar langit yang dikembangkan oleh sister company Pollux Properties yakni Noble House, di Mega Kuningan, Jakarta, juga tidak memiliki angka-angka tersebut. "Hanya masalah hongsui," imbuh Kenny seraya menambahkan Noble House akan beroperasi pada tahun 2015 mendatang.