Berdasarkan sensus pertanian 2013, terjadi penurunan rumah tangga petani di tiga komoditas pangan utama, padi, jagung, dan kedelai.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin memaparkan, rumah tangga petani kedelai menurun sebenyak 314.800 rumah tangga selama 10 tahun terakhir. Pada 2003, jumlah rumah tangga petani kedelai sebanyak 1 juta, sedangkan pada 2013 jumlah rumah tangga petani kedelai tinggal 700.000 rumah tangga, atau mengalami penurunan sebesar 31,91 persen.
“Penurunan rumah tangga petani kedelai paling tinggi terjadi di Pulau Jawa sebesar 225.230 rumah tangga,” katanya dalam rilis BPS, di kantor pusat BPS, Jakarta, Selasa (1/7).
Suryamin menyayangkan berkurangnya rumah tangga petani kedelai, di tengah kebutuhan nasional yang masih tinggi mencapai 2 juta ton.
Hal yang sama terjadi pada rumah tangga petani jagung yang mengalami penurunan sebanyak 1,3 juta rumah tangga selama 10 tahun terakhir.
Pada 2003, jumlah rumah tangga petani jagung sebanyak 6,4 juta rumah tangga, turun menjadi 5,1 juta rumah tangga pada 2013. “Rumah tangga petani jagung turun 20,4 persen. Penurunan tertinggi rumah tangga petani jagung juga terjadi di Jawa, sebanyak 785.150 rumah tangga,” jelasnya.
Adapun rumah tangga petani padi juga turun, meski tipis. Pada 2003 rumah tangga petani padi sebanyak 14,2 juta, turun sebesar 0,41 persen selama 10 tahun, menjadi 14,1 juta rumah tangga pada 2013. “Terbesar penurunan rumah tangga padi terjadi di Sumatera, sebanyak 309.300 rumah tangga,” katanya.
Lihat pula salah satu seri fitur NATIONAL GEOGRAPHIC seputar pangan, tentang tantangan lahan-lahan pertanian di Afrika dalam "Lumbung Masa Depan"