Juru bicara kelompok militan Islam ISIS mengumumkan bahwa mereka menyatukan wilayah-wilayah yang mereka kuasai di Irak dan Suriah ke dalam satu kekhalifahan.
Abu Muhammad al-Adnani mengatakan hari Minggu (29/6) melalui situs internet dan Twitter bahwa di kekhalifahan ini semua aspek kehidupan akan diatur sesuai dengan hukum Islam.
Kekhalifahan tersebut mencakup wilayah dari Aleppo di Suriah utara hingga Diyala di Irak timur.
Juru bicara ISIS mengatakan perkembangan ini membuat mereka mengubah nama dari ISIS, yang bermakna Negara Islam Irak dan Levant, menjadi "Negara Islam" saja.
Kelompok ini juga mengatakan sudah mengangkat pemimpin mereka, Abu Bakr al-Baghdadi sebagai khalifah, yang dikatakan sebagai pemimpin semua umat Islam.
"Ia adalah imam dan khalifah bagi setiap Muslim (di seluruh dunia)," kata Al-Adnani.
Pembentukan kekhalifahan Islam diumumkan setelah ISIS merebut beberapa wilayah di Irak.
ISIS -kelompok militan Sunni- memiliki garis ideologi yang sama dengan al-Qaida tetapi diperkuat oleh para pejuang asing yang berasal dari luar Irak.
Charles Lister, pengamat di lembaga kajian Brooking Doha Center, menilai pengumuman ini sebagai perkembangan yang penting.
"Terlepas dari persoalan legitimasi, pengumuman pembentukan kekhalifahan ini adalah perkembangan paling signifikan jihadisme internasional sejak serangan 11 September," kata Lister seperti dikutip kantor berita Reuters.